BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Gejala penyakit sifilis muncul secara bertahap dan bisa berbeda-beda pada setiap stadiumnya. Banyak orang tidak menyadari tanda awalnya karena gejala bisa hilang dengan sendirinya, meskipun infeksi tetap ada di dalam tubuh.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala penyakit sifilis agar pengobatan bisa segera dilakukan dan mencegah kondisi yang lebih serius.
Sifilis merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Bakteri tersebut ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita sifilis, baik melalui hubungan seksual maupun sentuhan pada kulit yang lecet. Namun, sifilis tidak dapat ditularkan melalui kontak dengan benda yang telah disentuh penderitanya.
Gejala Sifilis Berdasarkan Stadiumnya
Gejala sifilis berbeda-beda pada tiap penderitanya. Hal tersebut tergantung pada tahapan infeksi yang dialami oleh penderitanya. Berikut ini adalah gejala penyakit sifilis berdasarkan tahapan infeksinya:
1. Tahap primer
Gejala stadium 1 adalah munculnya luka kecil yang tidak sakit tetapi sangat menular, atau dikenal dengan chancre. Luka tersebut umumnya muncul dalam 3 minggu atau dalam 10–90 hari setelah terpapar bakteri.
Chancre bisa terjadi dimana saja, tergantung pada lokasi masuknya bakteri, seperti di sekitar atau di dalam mulut, alat kelamin, atau dubur.
Chancre dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3–6 minggu tanpa menimbulkan bekas. Namun, pengobatan perlu dilakukan untuk mencegah sifilis berkembang ke tahap berikutnya.
2. Tahap sekunder
Beberapa minggu setelah chancre sembuh, penderita bisa mengalami ruam kulit di seluruh tubuh hingga telapak tangan dan telapak kaki. Ruam tersebut biasanya tidak disertai dengan rasa gatal, tetapi bisa diikuti dengan luka seperti kutil di mulut atau area sekitar alat kelamin.
Gejala ini menandakan penderitanya sudah memasuki tahap sifilis sekunder. Selain munculnya ruam kulit, gejala sifilis sekunder lain yang mungkin terjadi adalah:
- Kelelahan
- Rambut rontok
- Sakit tenggorokan
- Nyeri sendi
- Sakit kepala
- Demam
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Penurunan berat badan
Gejala-gejala tersebut dapat sembuh dalam beberapa minggu atau kambuh-kambuhan dalam kurun waktu 1 tahun.
3. Tahap Laten
Pada tahap ini, gejala tidak terlihat atau sering kali tidak menimbulkan gejala. Meski demikian, bakteri penyebabnya masih berada di dalam tubuh. Tahap laten ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi sifilis tersier.
4. Tahap Tersier
Tahap tersier merupakan tahap akhir yang dapat terjadi pada beberapa penderita yang tidak melakukan pengobatan. Tahap ini berlangsung bertahun-tahun setelah infeksi awal penyakit terjadi.
Pada tahap tersier, sifilis bahkan dapat merusak tulang, persendian, mata, hati, saraf, jantung, pembuluh darah, dan otak. Penderita pada tahap ini juga berisiko mengalami beberapa masalah kesehatan, seperti:
- Kebutaan
- Kehilangan pendengaran
- Pikun
- Masalah pada tulang dan jaringan ikat
- Penyakit jantung
- Gangguan sistem saraf, seperti stroke atau meningitis
Infeksi sifilis juga dapat menyebar ke otak atau sumsum tulang belakang yang disebut neurosifilis. Gejala ini di dapat berupa sakit kepala, demensia, mati rasa, kesulitan menggerakkan anggota tubuh tertentu, atau lumpuh.
Selain itu, ibu hamil yang menderita berisiko menularkan penyakit ini pada bayinya. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi berupa persalinan prematur, bayi meninggal dalam kandungan, atau meninggal setelah lahir.
Baca Juga:
Apa Itu Sifilis? Cek Penyebab dan Tahapan Penyakit Mengerikan Ini
Sifilis pada bayi, atau yang bisa disebut sebagai sifilis kongenital, bisa tidak menunjukkan gejala. Jika gejala muncul, bayi dapat mengalami ruam di telapak tangan dan telapak kaki. Sifilis pada bayi dapat menyebabkan komplikasi berupa tuli, kelainan bentuk gigi, maupun kelainan bentuk hidung (saddle nose).
Untuk mendiagnosis sifilis, dokter akan melakukan tanya jawab tentang perilaku seksual pasien dan melakukan pemeriksaan. Dokter juga mungkin akan menyarankan pemeriksaan penunjang berupa tes darah atau tes usap dari luka yang pasien derita.
Jika pasien terdiagnosa mengalami sifilis, dokter akan melakukan pengobatan dengan pemberian antibiotik.
Saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah sifilis. Satu-satunya upaya pencegahan sifilis adalah dengan menerapkan perilaku seksual yang aman, seperti:
- Setia hanya pada 1 pasangan
- Gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual
- Hindari berbagi sex toys
- Lakukan tes infeksi menular seksual (IMS)
Tanda dan gejala penyakit sifilis mungkin sulit dibedakan dengan gejala kondisi medis lain. Oleh karena itu, sebaiknya tidak menunda untuk memeriksakan diri ke dokter.
(Anisa Kholifatul Jannah)