Kemenko Polhukam: Penerapan Pidana Bersyarat Pasal 14A-F KUHP Masih Minim

Pidana bersyarat
Pidana bersyarat. (dok. polhukam)

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) mengumumkan peluncuran Implementasi Percobaan Penggunaan Pidana Bersyarat Pasal 14A-F KUHP.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan HAM, Sugeng Poernomo. Ia menegaskan penyelenggaraan peluncuran implementasi ini merupakan hasil kolaborasi.

Sejumlah pihak yang ikut serta dalam kolaborasi tersebut ialah antara Kemenko Polhukam, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan beberapa lembaga pembangunan mitra.

Lembaga tersebut diantaranya AIPJ2, TAF, UNODC, ICJR, dan ada juga dukungan dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT).

Sugeng menjelaskan bahwa prinsip keadilan restoratif dalam KUHP saat ini diterapkan melalui pidana percobaan dan pidana bersyarat pada Pasal 14a-f KUHP sebagai upaya dalam menangani kasus yang berusaha memulihkan korban.

Sedangkan dalam KUHP 2023, prinsip keadilan restoratif diterapkan melalui pidana pengawasan dan pidana kerja sosial.

“Karakteristik pengaturan pidana pengawasan dan kerja sosial similar dengan pidana percobaan dan pidana bersyarat dalam Pasal 14a-f KUHP (existing). Namun, dalam praktek penerapan pasal 14a-f KUHP (existing) masih sangat minim penggunaannya sehingga hal tersebut akan menimbulkan hambatan terhadap penerapan pidana pengawasan dan kerja sosial dalam KUHP 2023,” kata Sugeng, dalam keterangan resmi Kemneko Polhukam, Kamis (6/6/2024).

Berdasarkan hal tersebut, Kemenko Polhukam, Kejaksaan Republik Indonesia, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, serta mitra pembangunan berkolaborasi dalam pelaksanaan uji coba penggunaan pidana bersyarat Pasal 14a-f KUHP.

Tujuan kolaborasi ini adalah untuk menciptakan mekanisme yang ideal dalam menerapkan Pasal 14a-f KUHP sebagai bagian dari rencana penerapan Pidana Pengawasan dan kerja sosial dalam KUHP 2023 yang fokus pada pemulihan, pelaku, dan masyarakat.

BACA JUGA: 1.466 Narapidana Beragama Hindu Dapatkan Remisi Hari Raya Nyepi

“Saat ini Indonesia tidak memiliki satu aturan teknis terkait pelaksanaan Pasal 14a-f KUHP. Oleh karena itu, Kemenko Polhukam bersama-sama dengan perwakilan dari Kementerian/Lembaga, peneliti pada Kelompok Masyarakat Sipil, serta Mitra Pembangunan telah menyusun modul piloting pidana bersyarat,” ungkap Sugeng.

 

(Virdiya/Aak))

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
perusahaan diana potong gaji karyawan karena sholat jumat-2
MPR Desak Usut Tuntas Kasus Potong Gaji Karyawan Karena Salat Jumat
gibran mundur
Gibran Didesak Mundur, PSI Pasang Badan!
Menteri PKP Tolak Alih Fungsi Sawah untuk Perumahan
Menteri PKP Tolak Alih Fungsi Sawah untuk Perumahan
penyebab kolaps
Dialami Ricky Siahaan Sebelum Manggung, Apa Penyebab Kolaps?
Pengeroyokan oknum TNI
Oknum TNI dan PNS Diduga Kuat Terlibat Kasus Pengeroyokan Warga Serang
Berita Lainnya

1

Farhan Bakal Lanjutkan Program Buruan Sae dan Kang Pisman

2

Ridwan Kamil Resmi Lapor Polisi, Begini Curhatan Lisa Mariana

3

Kompetisi Askot PSSI Kota Bandung Bertajuk Piala Persib Resmi Dibuka

4

Jemaah Haji Harus Punya BPJS Kesehatan, Bagaimana Jika Tidak Aktif?

5

Link Live Streaming Everton vs Manchester City Selain Yalla Shoot
Headline
KKP Larang Pelaku Usaha Lakukan Privatisasi Pantai
KKP Larang Pelaku Usaha Lakukan Privatisasi Pantai
Dua Desa di Sumedang Diterjang Angin Puting Beliung
Dua Desa di Sumedang Diterjang Angin Puting Beliung
Barcelona
Dramatis, Barcelona Menang Tipis 1-0 Atas Celta Vigo di La Liga 2024/2025
banjir bandang sukabumi-1
Banjir Bandang Terjang Sukabumi, Satu Orang Tewas

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.