JAKARTA,TM.ID: Kebakaran yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat telah menggegerkan publik. Kebakaran yang belum berhasil dipadamkan selama hampir sepekan ini menjadi perhatian serius pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan status darurat bencana terkait kejadian ini. Keputusan ini diresmikan melalui Keputusan Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan dengan Nomor 100.3.3.2/Kep.760 BPBD/2023.
Dalam keputusan ini, status tanggap darurat bencana diumumkan dan akan berlaku selama 21 hari ke depan. Keputusan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengatasi situasi darurat dengan langkah-langkah yang diperlukan.
“Kami telah mengeluarkan SK dan menetapkan kejadian tersebut sebagai darurat bencana. Saya juga sudah hubungi Gubernur menyampaikan permasalahan ini secara langsung,” kata Hengky di Bandung Barat, seperti dikutip dari Antara.
Sejak kebakaran pertama kali terdeteksi, petugas pemadam kebakaran dari KBB, kota dan kabupaten di sekitar wilayah Bandung Raya, serta Kabupaten Cianjur, telah berupaya secara intensif untuk memadamkan api di sekitar lokasi TPA Sarimukti. Namun, upaya ini belum membuahkan hasil yang diharapkan, dan api terus membesar dan merambat.
Dalam upaya memadamkan api yang semakin meluas, Pemerintah KBB berencana untuk meminta bantuan pemerintah pusat. Langkah ini diambil dengan harapan bahwa bantuan dari pemerintah pusat dapat membantu dalam memadamkan titik-titik api yang masih menyala. Salah satu langkah yang akan diambil adalah melakukan bom air dari atas menggunakan helikopter. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses pemadaman dan mengendalikan situasi yang semakin rumit.
“Kami juga akan meminta bantuan pemerintah pusat agar melakukan bom air dari atas menggunakan helikopter. Kami harap pemerintah pusat menanggapi serius, karena para petugasdamkar hingga hari ini belum berhasil memadamkan api,” ucapnya.
Bupati Hengki Kurniawan mengemukakan bahwa kemungkinan besar kebakaran ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang kering dan kemarau berkepanjangan. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya kebakaran di area-area yang rentan. Situasi ini semakin menegaskan pentingnya antisipasi dan persiapan dalam menghadapi musim kemarau yang ekstrem.
Dalam menghadapi potensi krisis air akibat kebakaran dan kemarau, Pemerintah KBB telah mengambil tindakan cepat. Bupati Hengki Kurniawan telah memerintahkan seluruh aparat kewilayahan untuk segera membantu memfasilitasi penyediaan air bersih bagi masyarakat. Langkah ini diambil untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam situasi darurat seperti ini.
Selain langkah-langkah tanggap darurat, Pemerintah KBB juga telah merencanakan tindakan jangka panjang. Salah satunya adalah dengan membangun embung-embung raksasa di titik-titik yang dianggap rawan kekeringan. Langkah ini diharapkan dapat memberikan solusi struktural dalam mengatasi risiko kekeringan yang dapat memicu kebakaran di masa mendatang.
Pembangunan Patung Soekarno Rp10 Triliun
Berlokasi di kawasan Perkebunan Walini, Kecamatan Cikalongwetan, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) berencana membangun patung Soekarno setinggi 100 meter di atas lahan 1.270 hektare dengan nilai investasi Rp 10 triliun.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) KBB, Maman Sulaeman, beberapa waktu lalu.
Rencana pembangunan patung setinggi 100 meter ini bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga pengingat akan semangat juang sang proklamator Soekarno. Berdiri di bekas proyek Transit Oriented Development (TOD) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang pembangunannya dibatalkan, patung ini akan menjadi landmark yang mengingatkan kita akan nilai-nilai sejarah bangsa.
“Pembangunan akan dimulai tahun depan setelah proses perizinan selesai,” ucap Maman.
Maman juga mengatakan proses pembangunan patung ini melibatkan kerja sama dari beberapa pihak. Konsorsium yang terdiri dari Ciputra, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, dan seniman berbakat Nyoman Nuarta.
Selain memberikan nilai sejarah dan budaya, lanjut Maman patung ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal.
Potensi wisatawan yang tertarik untuk melihat patung megah ini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bandung Barat. Oleh karena itu, patung ini bukan hanya sekadar landmark, tetapi juga sumber potensial pendapatan bagi daerah.
(Budis)