BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jawa Barat I melaporkan kinerja APBN regional tahun 2024.
Kepala Bagian Umum DJPb Jabar Giri Susilo mengatakan, kinerja ekonomi Jabar triwulan IV-2024 tumbuh positif sebesar 5.15 persen (y-to-v), 5,00 persen (c-to-c).
Sedangkan Konsumsi Rumah Tangga memiliki kontribusi pengeluaran sebesar 65,98 persen terhadap struktur PDRB, PMTB 25,26 persen, dan Konsumsi pemerintah berkontribusi 6,96 persen.
“Sementara dari sisi sektor usaha didominasi Sektor Industri Pengolahan (41,72 persen PDRB),” kata Giri saat press conference di Kanwil DJPb Jabar 1, Kota Bandung, Jumat (26/4/2024).
Menurutnya, tingkat inflasi year on year di Provinsi Jawa Barat lebih tinggi dari inflasi nasional. Inflasi y-on-y di Kabupaten Subang merupakan yang tertinggi di Jawa Barat (469 penen), namun trend secara m-to-m (0,15 persen) rendahnya inflasi m-to-m Kabupaten Subang disebabkan adanya penurunan harga beras seiring memasuki masa panen.
“Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Jawa Barat pada bulan Maret 2024 turun dari 119,92 menjadi 119,72, yang diakibatkan turunnya harga komoditas gabah akibat awal panen raya dan naiknya benih padi,” ucapnya.
BACA JUGA: Soal Ekonomi Hijau dan Lingkungan Sehat, Jabar Selaras dengan Mendagri
Adapun terkait indeks harga yang diterima petani, dirinya mengungkapkan turun hingga 0,04 persen, sedangkan indeks biaya produksi dan penambahan benang Mod sebesar 115,53 angka tersebut naik sebesar 0,15 persen.
“Indeks Harga Diterima Petani (It) 138,31 turun 0,04 persen dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Benang Mod sebesar 115,53 naik 0,15 persen. Lima Kota dengan TPK tertinggi yaitu Kota Sukabumi, Kota Depok, Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Bekasi,” ujarnya.
Sedangkan terkait perkembangan ekspor di Jabar, Giri mengungkapkan nilai neraca perdagangan luar negeri pada Febuari 2024 surplus sebesar USD 1,99 miliar. Sedangkan, nilai ekspor Febuari 2024 mencapai USD 3,00 miliar atau meningkat 2,09 persen dibanding Januari 2024.
“Nilai impor Febuari 2024 mencapai USD 1,01 miliar atau meningkat 1,24 persen dibanding Januari 2024,” katanya
Sementara terkait ekspor Nonmigas, Giri menjelaskan, pada bulan Febuari 2024 mencapai USD 2,98 miliar, meningkat 2,69 persen dibanding bulan Januari 2024. Namun ekspor Migas menunrun sebesar 45,80 persen.
Peningkatan nilai ekspor Nonmigas terbesar, lanjut Giri, pada Febuari 2024 terhadap Januari 2024 terjadi pada Golongan Kendaraan dan Bagiannya sebesar USD 86,82 juta, diikuti oleh Golongan Mesin dan Peralatan Mekanis sebesar USD 16,53 juta serta Mesin dan Perlengkapan Elektrik sebesar USD 13,98 juta
“Ekspor Nonmigas Februari 2024 terbesar adalah ke Amerika Serikat, yaitu USD 520,77 juta, disusul Filipina USD 237,58 juta, dan Jepang sebesar USD 232,31 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,19 persen,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Dist)