BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kantor Wilayah Direktorat Jenderal (Kanwil DJP) Jawa Barat I dan Politeknik STIA LAN Bandung menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengelolaan Tax Center Politeknik STIA LAN Bandung, di gedung Politeknik STIA LAN Bandung, (Rabu, 8/3).
Hal itu menandai resmi berdirinya Tax Center STIA LAN.
Terbentuknya Tax Center Politeknik STIA
LAN menambah deret tax center di lingkungan perguruan tinggi yang telah bekerja sama dengan Kanwil DJP Jawa Barat I menjadi 25, dengan rincian 20 di Bandung Raya, dua di Sukabumi, satu di
Purwakarta, satu di Ciamis, dan satu di Cianjur.
Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I Kurniawan Nizar mengatakan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, salah satunya dalam peningkatan kesadaran pajak, Direktorat Jenderal Pajak dalam hal ini Kanwil DJP Jawa Barat I tidak dapat berdiri sendiri, perlu kolaborasi sinergis dengan pihak-pihak lain termasuk intansi pendidikan.
“Tax center sebagai kepanjangan tangan DJP merupakan pusat informasi, pendidikan, dan pelatihan perpajakan di Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang hak dan kewajiban perpajakan kepada masyarakat,” ujarnya.
Tax Center, ungkap Kurniawan, merupakan bukti gotong royong. Menurutnya tax center merupakan bentuk kolaborasi sinergis dalam peningkatan kerja sama dan kemitraan antara DJP dan Perguruan
Tinggi.
“Salah satu salah satu pilar kehidupan bernegara adalah partisipasi warga negara dalam menunjang pembiayaan negara itu sendiri, dalam hal ini adalah melalui pembayaran pajak. Penerimaan pajak merupakan kontributor utama dalam APBN, dengan kontribusi hampir 80%,” ujarnya.
Ia pun menambahkan, kemandirian bangsa melalui penerimaan pajak yang andal dengan masyarakat yang sadar dan patuh pajak dapat diwujudkan bersama-sama dengan meningkatnya pemahaman dan kesadaran pajak masyarakat yang ditumbuhkan mulai dari Tax Center.
Di kesempatan yang sama, Direktur Politeknik STIA LAN Dr. Muhamad Nur Afandi, M.T mengatakan didirikannya center menjadi bagian dari tugas pengabdian kepada masyarakat.
“Di STIA LAN ini ada 3 program studi sarjana dan satu magister dengan jumlah mahasiswa sekitar 1800. Tentu Tax Center bukan hanya fasilitas pelengkap, namun bisa hidup berjalan menjalankan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan,” ujarnya.
Selain itu, Nur Afandi pun berencana akan memasukkan kurikulum materi terkait pajak kepada mahasiswa di STIA LAN, sehingga dapat meningkatkan kesadaran pajak para mahasiswa.
“Kami pun akan menyiapkan relawan-relawan pajak dari mahasiswa yang bisa membantu untuk memanfaatkan tax center sebagai sarana edukasi, sarana pendidikan kepada civitas academica di kampus ataupun masyarakat di luar kampus,” pungkasnya.