BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tersembunyi di antara perbukitan Cianjur, Jawa Barat, terdapat sebuah destinasi wisata yang memikat, Kampung Adat Miduana. Keberadaannya yang terpencil justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin merasakan pengalaman unik dan menelusuri jejak budaya Sunda Kuno.
Kampung Adat Miduana menawarkan suasana pedesaan yang tenang dan asri, dengan udara segar dan pemandangan alam yang menawan. Struktur rumah adat tradisional masih terjaga dengan baik, dan masyarakat setempat masih menggunakan pakaian adat Sunda lengkap dengan totopong atau ikat kepala khas.
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Kampung Adat Miduana:
1. Asal-Usul Miduana
Nama Miduana berasal dari kata “Midua” yang berarti terbelah atau terbagi dua. Hal ini merujuk pada letak kampung yang berada di antara dua sungai, Cipandak hilir dan Cipandak girang. Kedua sungai ini kemudian bertemu menjadi Sungai Cipandak (utama).
Kampung ini awalnya dikenal sebagai Joglo Alas Roban, dipimpin oleh Eyang Jiwa Sadana dengan sembilan kepala keluarga. Mereka mewariskan tradisi dan aturan asli Pajajaran hingga saat ini.
2. Keturunan Kerajaan Pajajaran
Kokolot atau sesepuh Kampung Adat Miduana mengungkapkan bahwa Desa Balegede, atau Kampung Adat Miduana, tidak bisa dilepaskan dari dua tokoh kembar, Eyang Jagat Nata dan Eyang Jagat Niti.
Keduanya merupakan keturunan Kerajaan Pajajaran yang mencari tempat pemukiman baru untuk menghindari konflik di Kerajaan Sunda. Mereka juga pendiri Desa Balegede.
Eyang Jagat Niti memiliki keturunan bernama Eyang Jagat Sadana yang kemudian membuka dusun Miduana, tidak jauh dari Balegede. Jagat Sadana mendapat tempat spesial di hati warga karena berhasil mengubah hutan belantara menjadi tempat tinggal yang nyaman.
3. Tradisi Khas
Kampung Adat Miduana masih memegang teguh tradisi dan budaya Sunda Kuno. Beberapa tradisi yang masih dijalankan hingga saat ini antara lain:
- Dongdonan Wali Salapan
- Lanjaran Tatali Paranti
- Mandi Kahuripan
- Opatlasan Mulud
Kesenian tradisional seperti Wayang Gejlig, Nayuban dan Lais, wayang golek, calung, rengkong, reog, tarawangsa, dan patun buhun masih terus dirawat dan diajarkan kepada generasi muda.
Mayoritas warga Kampung Adat Miduana adalah petani. Hektare sawah di sekeliling kampung menjadi mata pencaharian utama. Selain padi, warga juga menanam aren.
Tradisi menanam padi masih dilakukan secara tradisional, dengan aturan yang ketat, seperti larangan menanam padi ketan di bagian hulu lahan.
BACA JUGA : Pesona Budaya Sunda di 6 Kampung Adat Jawa Barat
4. Usia Panjang
Salah satu keunikan Kampung Adat Miduana adalah banyaknya warga yang memiliki usia panjang. Tidak sedikit yang usianya di atas 100 tahun.
Dewan Adat Kampung Miduana mengatakan bahwa warga di Desa Balegede dianugerahi usia panjang oleh Sang Pencipta.
Berdasarkan catatan, dari total 364 jiwa di kampung tersebut, ada sekitar 14 orang yang berusia di atas 90 tahun.
Rata-rata usia masyarakat Kampung Adat Miduana memang di atas 90 tahun. Meskipun sudah berusia lanjut, para manula di Kampung Adat Miduana masih tampak bugar dan aktif.
Kampung Adat Miduana menawarkan pengalaman wisata yang unik dan berkesan. Para wisatawan dapat menikmati keindahan alam, mempelajari budaya Sunda Kuno, dan merasakan keramahan masyarakat setempat.
Kampung ini juga menjadi bukti bahwa tradisi dan budaya lokal masih dapat bertahan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
(Hafidah Rismayanti/Budis)