BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Performa luar biasa Mirra Andreeva terus berlanjut setelah ia sukses meraih gelar turnamen WTA 1000 untuk kedua kalinya secara beruntun di Indian Wells 2025.
Petenis muda berusia 17 tahun ini menunjukkan mental juara dengan menaklukkan petenis peringkat 1 dunia, Aryna Sabalenka, dalam pertarungan tiga set di final BNP Paribas Open.
Setelah sebelumnya menjuarai WTA 1000 Dubai tanpa kehilangan satu set pun, Andreeva melanjutkan dominasinya hingga semifinal Indian Wells, di mana ia mengalahkan Iga Swiatek dalam duel sengit.
Kemenangan di final atas Sabalenka pun menjadi kemenangan keduanya dalam enam pertemuan melawan petenis asal Belarus tersebut.
Dengan raihan 12 kemenangan beruntun, berikut tiga pencapaian bersejarah yang berhasil ditorehkan Andreeva dari keberhasilannya di Indian Wells:
1. Juara Termuda di Indian Wells Sejak Serena Williams
Pada usia 17 tahun 322 hari, Andreeva menjadi petenis putri termuda yang menjuarai Indian Wells sejak Serena Williams pada tahun 1999. Saat itu, Williams yang masih berusia 17 tahun sukses meraih gelar turnamen yang kala itu bernama Evert Cup.
Menariknya, perjalanan keduanya menuju gelar hampir serupa. Williams dan Andreeva sama-sama memenangkan empat pertandingan pertama mereka dalam dua set langsung dan menutup final dengan kemenangan tiga set. Pada 1999, Williams mengalahkan legenda tenis Steffi Graf di partai puncak.
2. Petenis Putri Belia Ketiga yang Menumbangkan Peringkat 1 dan 2 Dunia dalam Satu Turnamen
Kemenangan Andreeva di Indian Wells mencatatkan namanya sebagai petenis putri ketiga dalam sejarah yang berhasil mengalahkan petenis peringkat 1 dan 2 dunia dalam satu turnamen WTA.
Sebelum mengalahkan Sabalenka (peringkat 1), ia juga menyingkirkan Swiatek (peringkat 2) di semifinal. Prestasi serupa sebelumnya hanya dicapai oleh Steffi Graf dan Serena Williams.
Graf mencapainya di Miami Open 1987 dengan menaklukkan Martina Navratilova (peringkat 1) dan Chris Evert (peringkat 2). Sementara Williams melakukannya di US Open 1999 dengan menundukkan Lindsay Davenport di semifinal sebelum mengalahkan Martina Hingis di final.
3. Petenis Termuda Ketiga dalam 40 Tahun yang Kalahkan Peringkat 1 Dunia di Final Setelah Ketinggalan Satu Set
Andreeva menunjukkan ketangguhan mental dengan bangkit setelah kalah di set pertama dan membalikkan keadaan untuk mengalahkan Sabalenka di final. Ini menjadikannya sebagai petenis termuda ketiga dalam empat dekade terakhir yang berhasil mengalahkan peringkat 1 dunia di final setelah tertinggal satu set.
Prestasi ini sebelumnya hanya dicapai oleh Jennifer Capriati yang berusia 15 tahun ketika mengalahkan Monica Seles di final San Diego 1991, serta Gabriela Sabatini yang berusia hampir 18 tahun ketika menaklukkan Steffi Graf di Virginia Slims of Florida 1988.
Dengan pencapaian luar biasa ini, Andreeva semakin mempertegas statusnya sebagai calon bintang besar di dunia tenis.
(Budis)