JAKARTA, TEROPONGMEDDIA.ID — Mantan Menteri Agama RI dan eks Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali, meninggal dunia pada Kamis (31/7/2025). Kepergiannya menutup perjalanan panjang seorang politisi yang sempat berada di puncak kekuasaan, namun juga harus menerima kenyataan pahit karena terjerat kasus korupsi.
Lahir di Jakarta pada 19 September 1956, Suryadharma merupakan lulusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Karier politiknya bertumpu pada rumah besar Islam politik Indonesia yakni PPP.
Karier Politik Suryadharma Ali
Lahir dan besar di lingkungan masyarakat Betawi, Suryadharma dikenal sebagai sosok religius yang menggabungkan pendekatan keislaman dan nasionalisme. Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dia mulai membangun jaringan di kalangan aktivis Islam moderat dan mulai dikenal di lingkup partai sebagai figur muda dengan ide dan retorika yang kuat.
Di PPP, Suryadharma meniti karier dari bawah. Ia dikenal sebagai kader yang konsisten dan aktif dalam membangun basis massa partai, terutama di kalangan umat Islam tradisional. Loyalitas dan rekam jejak organisasinya membuat ia dipercaya untuk memimpin partai. Pada 3 Februari 2007, ia resmi menggantikan Hamzah Haz sebagai Ketua Umum PPP.
Kepemimpinannya berlangsung cukup lama, dari 2007 hingga 2014. Di bawah kepemimpinan Suryadharma, PPP berusaha menjaga eksistensinya di tengah gempuran partai-partai nasionalis dan munculnya kekuatan politik baru.
Karier politik Suryadharma mencapai puncaknya ketika ia diangkat sebagai Menteri Agama RI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Kabinet Indonesia Bersatu II. Ia resmi menjabat pada 22 Oktober 2009, menggantikan Maftuh Basyuni. Penunjukannya saat itu cukup dipandang strategis karena PPP menjadi bagian dari koalisi pemerintahan SBY.
Baca Juga:
Puan Maharani Serukan PDIP Kembali jadi Partai Wong Cilik di Depan Ribuan Banteng
Licin Bak Belut, Imigrasi Cabut Paspor “Godfather Of Oil” Riza Chalid
Sebagai Menteri Agama, Suryadharma sempat menyampaikan berbagai agenda reformasi birokrasi di lingkungan kementerian. Ia juga aktif dalam mengawal urusan keagamaan, termasuk pengelolaan haji dan pendidikan Islam. Namun, nama baiknya tercoreng menjelang akhir masa jabatan.
Pada Mei 2014, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Suryadharma Ali sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji. Ia diduga menyalahgunakan wewenang dalam proses pengadaan barang dan jasa serta penggunaan dana operasional menteri. Tidak lama setelah itu, tepatnya pada 28 Mei 2014, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Agama.
Kasus ini menjadi pukulan telak bagi citra PPP yang selama ini membawa simbol keislaman dalam setiap langkah politiknya. Ironisnya, justru di sektor yang sangat sensitif—penyelenggaraan ibadah haji—praktik penyimpangan terjadi. Suryadharma divonis bersalah dan dijatuhi hukuman penjara, yang kemudian memudar perlahan dari arena politik nasional.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa Suryadharma tetap menjadi tokoh penting dalam sejarah perjalanan politik PPP. Ia membawa partai itu melewati masa transisi dan berperan dalam menjaga posisi PPP sebagai partai Islam yang tetap bertahan di panggung pemilu nasional.
Di balik catatan kelamnya, Suryadharma dikenal sebagai pribadi yang komunikatif dan dekat dengan berbagai kalangan ormas Islam. Ia juga seorang ayah dari empat anak yakni Kartika Yudistira, Sherlita Nabila, Abdurrahman Sagara Prakasa, dan Nadia Jesica Nurul Wardani, hasil pernikahannya dengan Wardatul Asriah.
(Dist)