BANDUNG,TM.ID: Kasus kematian Mirna Salihin karena kopi sianida kembali menjadi perbincangan di muka publik, usai terbitnya film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffe and Jessica Wongso di Netflix.
Dalam film dokumenter itu menjadi angin segar bagi kubu terpidana Jessica Wongso. Selama 10 bulan perjalanan tidak berhasil membuktikan bahwa Jessica Wongso benar-benar bersalah.
Sebelum kasus tersebut, Jessica Wongso memiliki catatan kriminal ketika sekolah di Australia. Hal itu didukung dengan keterangan dari polisi New South Wales, John Jesus Torres.
BACA JUGA: 7 Tahun Dipenjara, Jessica Wongso Mengajar Bahasa Inggris di Lapas
Torres pernah dihadirkan dalam persidangan kasus pembunuhan Mirna Salihin pada 2016 silam. Ia memaparkan catatan kriminal wanita 35 tahun tersebut.
Pelanggaran Lalu Lintas Jessica Wongso
Jessica pernah berurusan dengan polisi Australia lantaran mengendarai motor dalam pengaruh alkohol minuman keras, pada 22 Agustus 2015.
Kemudian Jessica menabrak sebuah panti jompo menggunkan mobil,lagi-lagi karena pengaruh minuman beralkohol di wilayah Syndey, Australia.
Akibat insiden itu, Jessica mengalami retak tulang rusuk dan luka di bagian dada harus dirujuk ke Alferd Hospital.
“Kendaraan (Jessica) menabrak sebuah bangunan, yang menyebabkan kerusakan parah pada bagian depan dan samping kanan mobil,” kata John Jesus Torres saat itu.
Lalu Jessica dilaporkan oleh oleh mantan kekasihnya, Patrick O’Connor terkait kerusakan kendaraannya pada 25 Desember 2015. Patrick menuding, bahwa mantan pacarnya telah menabrakkan mobilnya. Namun, polisi tidak dapat membuktikan perihal kerusakan kendaraan yang disebabkan Jessica.
Konflik dengan Atasan
Permasalahan lainnya, Jessica Wongso pernah bersitegang dengan atasannya, saat bekerja di perusahaan layanan ambulan.
Mantan atasan Jessica, Khristie Carter mengungkap, Jessica bersifat manipulatif, licik, dan tidak stabil secara emosi.
Dari kesaksian Khristie Carter, Jesica pernah berkata, “Jika saya ingin membunuh seseorang, saya pasti tahu caranya, saya bisa mendapatkan pistol dan saya tahu dosis yang tepat.” ucapan itu turut pula dibahas dalam film dokumenter Ice Cold.
Khristie yang merasa terancam atas pernyataan bawahannya tersebut, harus melaporkannya ke polisi. Ia meminta perlindungan dan tidak memperkerjakan Jessica lagi.
Namun, kuasa hukum Jessica Wongso, Otto Hasibuan membantah bahwa kliennya itu bukan seorang psikopat. Menurutnya, catatan kriminal tersebut tidak ada sangkut paut dengan kematian Mirna.