BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sejumlah tokoh internasional telah ditunjuk sebagai Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Salah satu dari mereka adalah mantan perdana menteri (PM) Thailand Thaksin Shinawatra.
Chief Executive Officer (CEO) BPI Danantara Rosan Roeslani telah mengumukan struktur kepengurusan badan tersebut pada hari Senin.
Thaksin Shinawatra adalah seorang pengusaha dan politikus Thailand yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand dari tahun 2001 hingga 2006.
Ia terkenal sebagai sosok yang kontroversi karena berbagai kebijakan dan keputusan politiknya, yang akhirnya berujung pada kudeta militer yang menggulingkannya dari kekuasaan.
Kontroversi Thaksin Shinawatra
1. Tuduhan Penyalahgunaan Kekuasaan
Thaksin menghadapi tuduhan penyalahgunaan kekuasaan saat menjabat sebagai PM Thailand. Salah satu kasus yang paling menonjol adalah penjualan saham Shin Corporation, perusahaan telekomunikasi milik keluarganya, kepada perusahaan asing pada tahun 2006.
Transaksi ini menguntungkan keluarganya secara pribadi, tetapi merugikan negara karena Thaksin tidak membayar pajak atas penjualan tersebut. Skandal ini memicu gelombang protes besar-besaran di Thailand dan semakin memperburuk citranya.
2. Kebijakan Perang Melawan Narkoba yang Kontroversi
Pada tahun 2003, Thaksin meluncurkan kampanye “Perang Melawan Narkoba” yang bertujuan untuk mengurangi peredaran narkotika di Thailand. Namun, kebijakan ini dikritik keras karena melibatkan eksekusi di luar proses hukum.
Human Rights Watch melaporkan bahwa lebih dari 2.500 orang tewas selama kampanye ini, banyak di antaranya tidak memiliki bukti kuat sebagai pengedar narkoba. Akibatnya, Thaksin mendapat kecaman dari berbagai organisasi hak asasi manusia.
3. Kudeta Militer
Pada September 2006, Thaksin digulingkan oleh militer yang dipimpin Jenderal Sonthi Boonyaratglin. Setelah kudeta, ia melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari berbagai dakwaan hukum, termasuk tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Kudeta ini memicu ketegangan politik di Thailand, dengan kelompok “Red Shirts” yang mendukung Thaksin dan “Yellow Shirts” yang menentangnya.
4. Skandal Pembelian Manchester City
Setelah kabur dari Thailand, Thaksin membeli klub sepak bola Inggris, Manchester City, pada tahun 2007. Namun, kepemilikannya di klub tersebut dikritik karena dianggap lebih fokus pada kepentingan bisnis pribadi daripada menangani isu politik di Thailand. Pada tahun 2008, ia menjual klub tersebut kepada investor asal Abu Dhabi.
BACA JUGA:
5. Kasus Korupsi dan Hukuman Penjara
Pada tahun 2008, pengadilan Thailand menjatuhkan hukuman penjara dua tahun kepada Thaksin setelah ia terbukti bersalah dalam kasus korupsi yang melibatkan pembelian tanah.
Meski berusaha mengajukan banding, hukuman tersebut tetap dijatuhkan. Kasus ini semakin memperburuk citra Thaksin di mata publik Thailand dan memperdalam polarisasi politik di negara tersebut.
(Kaje)