BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Jangjawokan Sunda, istilah yang kerap ditemui saat mempelajari kebudayaan Sunda, terutama dalam konteks bahasa Sunda. Jangjawokan merupakan sebuah puisi mantra yang menjadi bagian dari kekayaan budaya.
Menurut Mahayana (2022: 34) dalam bukunya “Sihir Mantra Antara Sakralitas dan Profanitas,” jangjawokan merupakan istilah yang merujuk pada mantra dalam kebudayaan Sunda.
Untuk lebih memahami ini sebagai bagian dari kebudayaan Sunda, mari kita simak penjelasan singkatnya di bawah ini.
Awalnya, ini merupakan puisi mantra dalam kebudayaan Sunda. Namun, apakah istilah “mantra” merupakan istilah asli dari kebudayaan Sunda? Ternyata tidak.
Mengutip dari unikom, mantra bukanlah istilah asli Sunda, melainkan berasal dari bahasa Sansekerta seperti yang dijelaskan dalam Kamus Jawa Kuno – Indonesia yang menyebutkan bahwa mantra berarti jampi pesona atau doa yang dimantrai atau dijampi.
Jadi, asal usul istilah “mantra” berasal dari bahasa Sansekerta. Dalam konteks kebudayaan tatar Sunda, sastra lisan berupa mantra tersebut terkenal sebagai jangjawokan.
Ajip Rosidi dalam bukunya “Kamus Istilah Sastera Indonesia” menjelaskan bahwa jangjawokan adalah semacam mantra dalam bahasa Sunda yang diyakini memiliki pengaruh terhadap makhluk halus, baik untuk menyembuhkan maupun mencelakakan orang lain.
Penting untuk diingat bahwa dalam mempelajari kebudayaan, harus menghargainya. Kebudayaan Indonesia akan tetap lestari jika generasi muda mau menjaga dan mengenalnya.
BACA JUGA : Ini 5 Situs Translate Bahasa Sunda yang Paling Populer
Namun, penting juga untuk tidak mencampuradukkan antara ilmu pengetahuan sains, kebudayaan, dan keyakinan (agama), karena setiap ilmu memiliki porsinya masing-masing.
Dengan memahami lebih dalam tentang Jangjawokan Sunda, dapat lebih menghargai dan memahami kekayaan budaya yang ada dari masyarakat Sunda.
(Hafidah Rismayanti/Dist)