BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Bagi umat muslim, jadwal Imsak merupakan hal yang penting ketika ingin menjalankan ibadah puasa, terutama pada bulan Ramadan. Jadwal Imsak Ramadan 1446 H di Nusa Tenggara Barat Kab. Lombok Utara bisa menjadi pengingat bagi masyarakat Lombok dan sekitarnya.
Imsakiyah wilayah Lombok Tengah dan sekitarnya, pada Rabu (26/3/2025) pukul 04.54 WITA. Jadwal Imsak ini merujuk pada Bimas Islam Kemenag RI, selain itu ibadah selama bulan Ramadan tidak hanya berupa puasa sepanjang siang sejak fajar shadiq terbit hingga matahari terbenam, tapi juga juga dapat menambah ibadah di malam hari.
Diriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, dosa-dosanya yang telah lampau akan diampuni” (H.R. Bukhari).
Saat malam tiba, banyak ibadah yang bisa dilakukan oleh umat Islam Lombok, selain shalat tarawih dan witir, kita bisa menambah tadarus Al-Qur’an, membaca zikir dan doa, serta shalat tahajud.
Ibadah sepanjang puasa Ramadhan yang tahun ini berlangsung pada Maret 2025, akan lebih berkah jika dijalani ketertiban. Termasuk di antaranya, tertib dalam waktu sahur dan jam buka puasa.
Jadwal Imsak Lombok Ramadan di Tahun 2025
BACA JUGA:
Anggota DPRD Jabar Euis Ida Wartiah Hadiri Buka Puasa Bersama Golkar Jawa Barat
Link Live Streaming Pantauan Arus Mudik, Info Berharga Untuk Menghindari Macet
Doa Ramadhan Ke 26
Dalam menjalankan bulan penuh berkah ini, ada baiknya umas islam, khusus nya masyarakat Lombok memperbanyak ibadah dan tidak lupa juga untuk selalu berdoa.
Berikut adalah doa yang bisa dibaca pada hari ke-26 Ramadan:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ سَعْيِي فِيهِ مَشْكُورًا، وَذَنْبِي فِيهِ مَغْفُورًا، وَعَمَلِي فِيهِ مَقْبُولًا، وَعَيْبِي فِيهِ مَسْتُورًا، يَا أَسْمَعَ السَّامِعِينَ
Allâhummaj‘al sa‘yî fîhi masykûran, wa dzanbî fîhi maghfûran, wa ‘amalî fîhi maqbûlan, wa ‘aybî fîhi mastûran, yâ asm‘as-sâmi‘în.
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah usahaku di dalamnya sebagai usaha yang disyukuri, dosaku di dalamnya diampuni, amalanku di dalamnya diterima, dan aibku di dalamnya ditutupi, wahai Dzat yang Maha Mendengar dari semua pendengar.”
Semoga Allah menerima amal ibadah kita di bulan Ramadan ini.
Sejarah Penentuan Waktu Salat dan Puasa dalam Islam
Sejak zaman Rasulullah ﷺ, umat Islam menentukan waktu salat dan puasa dengan mengamati fenomena alam, seperti posisi matahari dan perubahan warna langit, bukan berdasarkan jam seperti sekarang.
1. Penentuan Waktu Salat di Zaman Rasulullah
Waktu salat sudah ditetapkan sejak awal Islam melalui wahyu yang diberikan kepada Rasulullah ﷺ. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra’: 78)
Rasulullah ﷺ dan para sahabat menentukan waktu salat dengan mengamati pergerakan matahari, seperti berikut:
- Subuh → Umat Islam memulai salat saat fajar shadiq muncul (cahaya putih memanjang di ufuk timur) dan mengakhirinya sebelum matahari terbit.
- Zuhur → Mereka melaksanakan salat ketika matahari tergelincir ke barat (saat bayangan benda mulai bergeser) hingga sebelum masuk waktu Asar.
- Asar → Umat Islam menunaikan salat saat bayangan suatu benda sama panjang atau lebih dari bendanya hingga menjelang matahari terbenam.
- Magrib → Mereka mendirikan salat setelah matahari benar-benar terbenam hingga cahaya merah di langit menghilang.
- Isya → Umat Islam menunaikan salat setelah cahaya merah di langit hilang hingga menjelang fajar.
Pada masa Rasulullah, Bilal bin Rabah bertugas mengumandangkan azan sebagai tanda masuknya waktu salat. Tidak ada alat penunjuk waktu seperti jam, sehingga umat Muslim saat itu mengandalkan posisi matahari dan bayangan benda sebagai penanda.
2. Penentuan Waktu Puasa di Zaman Rasulullah
Allah mewajibkan puasa Ramadan pada tahun ke-2 Hijriyah. Umat Islam menentukan waktu berpuasa berdasarkan pergerakan matahari, dengan aturan berikut:
- Imsak → Umat Islam menghentikan makan dan minum sebelum azan Subuh, dengan tanda munculnya fajar shadiq.
- Berbuka puasa (Magrib) → Saat matahari terbenam sepenuhnya.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila malam datang dari arah sini (timur), siang berlalu dari arah sana (barat), dan matahari telah tenggelam, maka orang yang berpuasa boleh berbuka.” (HR. Bukhari & Muslim)
Sejak awal Islam, umat Muslim menentukan waktu puasa dan salat dengan cara sederhana, yaitu mengamati fenomena langit secara langsung.
(Magang UKRI/Ajeng/Budis)