BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pasar Caringin, merupakan salah satu pusat perekonomian di Kota Bandung, kini pasar tersebut tengah menghadapi masalah besar terkait pengelolaan sampah.
Salah seorang pedagang di pasar tersebut, Suryana (30), mengungkapkan keluhannya terkait kondisi sampah yang tak kunjung tertangani dengan baik.
Menurutnya, pengelolaan sampah di pasar ini tidak berkembang dan semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Selain itu, Suryana juga menjelaskan dulu, sampah di Pasar Caringin dikelola dengan mengirimkannya ke tempat pembuangan akhir yang mampu menampung hingga 11 mobil sampah per hari. Namun, saat ini kapasitas itu terus menurun dan bahkan hanya tinggal 3 mobil sampah per hari.
“Dulu mah pembuangan akhir teh, cuma dibatasi dengan 11 mobil, lama-kelamaan turun sampai kejadian di kebakaran Sarimukti, turun jadi 3 mobil per hari,” kata Suryana saat meluapkan keluhannya, Selasa (17/12/2024).
Suryana menyebut di depan pasar adanya tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang mengelola sampah dengan cara dibakar.
Namun, dirinya merasa pengelolaan dengan cara tersebut tidak efektif. Sebab, hasil pembakaran sampah tidak diketahui ke mana akhirnya.
“Hasil sampah seluruh sampah ditampung di depan dibakar sih intinya, tapi gak tau hasil bakaran selanjutnya kemana,” ucapnya
Suryana juga menekankan kurangnya fasilitas untuk pemilahan sampah menjadi salah satu penyebab masalah tumpukan sampah di pasar Caringin bisa terjadi.
“Harusnya kan ada kerjasama antara pengolah sampah, misalnya bikin pupuk organik, karena ini bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Selain itu, Suryana mengkritik kurangnya sosialisasi mengenai pengelolaan sampah di pasar tersebut. Banyak pedagang yang tidak paham cara mengelola sampah dengan baik, karena tidak ada informasi atau pelatihan yang diberikan oleh pengelola pasar atau pihak terkait.
“Sosialisasinya jarang, sebenarnya di sampah mah kurang,” singkatnya.
Masalah sampah ini tak hanya berdampak pada kebersihan. Namun, pada kenyamanan berjualan di pasar juga terdampak.
Sampah yang menumpuk, terutama saat hujan, menyebabkan bau tidak sedap dan genangan air yang mengganggu aktivitas perdagangan.
“Contohnya, kalau hujan gede, buah-buahan busuk atau ini kan ngalir ke sana, selatan kan mampat, makanya di belakang banjir,” imbuhnya
Hal tersebut semakin memperburuk kenyamanan berjualan di pasar, serta menurutnya situasi ini menyebabkan keluhan dari para pedagang pasar dan pembeli.
BACA JUGA: Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal di Bantaran Sungai Cikarang Bekasi Laut Ditutup KLHK
Dirinya pun meminta, pengelola pasar dan pemerintah untuk lebih memperhatikan kondisi tersebut, agar para pedagang dapat berjualan dalam lingkungan yang bersih dan nyaman, serta menciptakan pengalaman belanja yang lebih baik bagi pengunjung pasar.
Suryana pun berharap ada perbaikan dalam pengelolaan sampah di Pasar Caringin, seperti penyediaan tempat sampah yang memadai dan fasilitas untuk pemilahan sampah.
“Harapannya sih, mungkin cobalah sediain wadah biar orang para pedagang juga otomatis memilah,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Usk)