BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Gerakan boikot merek, barang, dan jasa yang berasal dari Israel masih belum berhenti dilakukan oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia sampai saat ini
Melansir Al Jazeera, sebanyak 37.431 warga Palestina dilaporkan tewas dan 85.653 lainnya luka-luka sejak serangan Zionis pada 7 Oktober 2024 lalu. Tak hanya itu, kantor media Pemerintah Gaza juga melaporkan bahwa 152 jurnalis yang bertugas di Palestina tewas akibat terbunuh oleh serangan Israel.
Sampai saat ini banyak masyarakat Indonesia yang masih memboikot hal apapun yang berasal dari dan/atau pendukung Israel. Hal tersebut dilakukan seiring dengan Indonesia yang tidak menjalin hubungan diplomatik dengan negara Israel. Alasan utamanya karena Indonesia telah lama menentang pendudukan Israel di wilayah Palestina.
Konflik Israel-Palestina telah berlangsung sejak berdirinya Israel pada 1948 yang menyangkut dua permasalahan utama, yaitu permasalahan hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara di tanah airnya sendiri dan hak bangsa Yahudi untuk memilih negara mereka sendiri (Israel).
Konflik semakin memanas, terutama saat Israel melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza yang memakan banyak korban. Melihat hal ini, banyak kecaman dari dunia internasional, karena Israel juga melakukan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
Banyak upaya yang telah dilakukan untuk memproses perundingan perdamaian, namun Israel lalai dalam melaksanakan isi perundingan. Kemudian, Indonesia membela hak-hak kemanusiaan rakyat Palestina, sebagaimana yang ada dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan oleh karena itu penjajahan dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan hak asasi manusia, kemanusiaan, dan keadilan.
Landasan hukum ini menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang akan selalu mendukung kemerdekaan bangsa yang tertindas. Dengan menganut politik luar negeri yang independen dan aktif, Indonesia memposisikan diri sebagai bangsa yang menolak pendudukan dan penindasan terhadap rakyat Palestina.
BACA JUGA: Sejarah Kota Rafah, Benteng Pertahanan Terakhir Warga Palestina!
Indonesia Impor dari Israel
Indonesia memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Bahkan, pemerintah Indonesia secara tegas mengambil sikap bahwa Indonesia tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, Israel dan Indonesia menjaga kontak perdagangan, pariwisata, dan keamanan yang tenang.
Menurut data terbaru dari kementerian perdagangan (Kemendag RI), impor dari Israel untuk Indonesia meningkat ratusan persen secara tahunan. Pada periode Januari hingga April 2024, impor Israel ke Indonesia meningkat 336% secara tahunan (yoy) menjadi US$29,2 juta atau setara dengan Rp479,6 miliar.
Sementara itu, untuk ekspor Indonesia ke Israel justru turun 0,8% menjadi US$52,5 juta atau setara dengan Rp865,07 miliar (asumsi kurs Rp16.477/US$) secara tahunan (yoy).
Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia masih membutuhkan beberapa barang komoditas dari negara Israel berupa peralatan dan suku cadang pemanas dan pendingin, boiler dan suku cadang pembangkit uap atau pembangkit lainnya, pompa untuk cairan dan suku cadangnya, alat untuk tangan atau mesin, hingga peralatan dan suku cadang telekomunikasi.
(Kaje/Budis)