BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Ada kabar baik bagi penyandang tuna netra, karena baru-baru ini, para ilmuwan mengklaim telah berhasil menciptakan prototipe mata bionik yang diyakini mampu membantu individu dengan gangguan penglihatan.
Seperti dilaporkan IFL Science, tim peneliti dari University of Minnesota, Amerika Serikat, mempublikasikan temuan mereka di jurnal Advanced Materials.
Mata bionik tersebut dirancang menggunakan teknologi printer 3D. Proses pembuatannya melibatkan pencetakan reseptor cahaya pada sebuah kubah kaca kecil yang ukurannya menyerupai bola mata manusia.
Model 3D
Langkah pertama, para ilmuwan mencetak model 3D dengan bahan dasar partikel perak. Setelah itu, mereka menambahkan fotodioda, yaitu semikonduktor yang mampu mengubah cahaya menjadi arus listrik, di atas material tersebut.
Prototipe ini berhasil mencapai efektivitas sekitar 25 persen dalam mengonversi cahaya menjadi sinyal listrik. Secara teori, sinyal ini nantinya dapat diinterpretasikan oleh otak sehingga memungkinkan seseorang untuk “melihat”.
“Mata bionik sebelumnya hanya dianggap sebagai imajinasi dalam cerita fiksi ilmiah. Kini, berkat printer 3D multimaterial, kita semakin dekat untuk mewujudkannya,” ungkap Michael McAlpine, salah satu peneliti utama proyek ini, mengutip Kumparan, Kamis (12/12/2024)
Meski demikian, McAlpine menyebutkan bahwa masih ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi.
“Kami membutuhkan waktu sebelum bisa mencetak bagian elektronik secara rutin pada prototipe. Namun, semikonduktor yang dicetak menggunakan printer 3D kami menunjukkan potensi untuk menyaingi efisiensi semikonduktor konvensional yang diproduksi di pabrik. Selain itu, kami juga memiliki keunggulan dalam mencetak komponen elektronik pada permukaan melengkung, yang sulit dilakukan oleh pabrik.”
Penemuan ini bukanlah inovasi pertama yang dihasilkan oleh tim tersebut. Pada 2013, mereka menciptakan organ buatan seperti telinga bionik. Sementara pada 2022, tim ini berhasil mengembangkan kulit bionik yang memungkinkan robot merasakan sentuhan.
Penyempurnaan Mata Bionik
Kini, para peneliti fokus untuk menyempurnakan mata bionik dengan meningkatkan jumlah reseptor cahaya agar efisiensinya lebih optimal. Selain itu, mereka berencana menggunakan material yang lebih fleksibel agar perangkat ini dapat diintegrasikan langsung ke mata manusia.
Meski bukan mata bionik pertama yang pernah diciptakan (sebelumnya pada 2016, Inggris juga mengembangkan alat serupa yang ditanamkan ke retina) proses fabrikasi temuan terbaru ini lebih cepat.
Dengan bantuan teknologi printer 3D, pencetakan prototipe hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam.
BACA JUGA: Bukan Main! Perusahaan Jepang Ciptakan Mesin Cuci Manusia
Penelitian ini membuka peluang baru dalam dunia medis dan teknologi untuk memberikan penglihatan kepada mereka yang sebelumnya kehilangan kemampuan tersebut. Harapan semakin nyata ketika ada prototipe mata bionik untuk para penyandang tuna netra.
(Virdiya/Aak)