BANDUNG TEROPONGMEDIA.ID – Dalam atmosfer megah All England Club, Iga Swiatek menunjukkan kepada dunia bahwa ia bukan hanya petenis tangguh di tanah liat atau lapangan keras.
Ia kini resmi menaklukkan semua medan dan melakukannya dengan cara yang brutal.
Final Wimbledon 2025 memperlihatkan betapa beringasnya Swiatek. Hanya butuh dua set, bahkan dua bagel 6-0, 6-0, untuk menghancurkan Amanda Anisimova.
Bukan hanya gelar keenam Grand Slam yang ia raih, tetapi juga deklarasi resmi: era dominasi Swiatek telah tiba, lengkap di semua permukaan.
Dengan kemenangan ini, Swiatek menjadi anggota kedelapan dari klub eksklusif “Surface Slam”, petenis yang berhasil memenangkan Grand Slam di tiga jenis lapangan berbeda, hard, clay, dan kini grass.
Baca Juga:
WTA Lindungi Peringkat Pemain yang Ambil Cuti Perawatan Fertilitas
Nama-nama besar seperti Chris Evert, Steffi Graf, Serena Williams, hingga Ashleigh Barty lebih dulu berada di sana. Kini, nama Swiatek ikut terpahat, setelah sebelumnya mendominasi di Roland Garros dan menjuarai US Open.
Dalam usia 24 tahun, Swiatek juga menorehkan pencapaian yang membuat namanya berdampingan dengan legenda:
Petenis putri kelima termuda yang menuntaskan Surface Slam.
Kemenangan ke-100 di Grand Slam, disegel di final pencapaian yang sebelumnya hanya diraih Andy Murray.
6 final Grand Slam, 6 kemenangan sempurna. Ia menyamai rekor milik Margaret Court dan Monica Seles.
Selama dua pekan di London, Swiatek nyaris sempurna. Hanya kehilangan satu set melawan Catherine McNally di babak kedua.
Di semifinal dan final? Ia kehilangan total hanya dua game, menjadikannya salah satu performa paling dominan sejak era Martina Navratilova.
Era Swiatek telah dimulai bukan hanya di Paris, tapi juga di New York, dan kini, di pusat kemegahan Wimbledon.
(Budis)