BANDUNG, TM.ID: Ibunda Gubernur Ridwan Kamil, Tjutju Sukaesih (84) atau yang kerap disapa Ma Ci, blak-blakan mengaku telah merestui anaknya untuk ambil bagian dalam kontestasi pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.
Alasannya, Ma Ci ingin Indonesia suatu saat nanti dipimpin oleh orang Sunda. Sebab kata dia, sejak merdeka belum ada satu pun orang Jawa Barat yang menjadi presiden.
Ridwan Kamil di Pilgub DKI Jakarta
Posisi sebagai Gubernur DKI Jakarta dinilainya dapat membuka peluang jangka panjang, bila suatu saat nanti Emil bakal melaju sebagai calon presiden.
“Dalam memori saya, sejak Bung Karno kan belum ada seorang pun presiden yang berasal dari Sunda. Semuanya dari Jawa. Jadi kalau pesan Ma Ci mah, jadi Gubernur DKI saja dulu,” kata Ma Ci, usai menghadiri napak tilas di SMAN 1 Tasikmalaya, Minggu 30 Juli 2023 kemarin.
BACA JUGA: Makin Jelas! 2 Indikator Ridwan Kamil Lebih Mengarah ke Pilgub 2024
Menyikapi pernyataan Ma Ci, Ridwan Kamil mengatakan bahwa sebagai orangtua tentunya akan memberikan nasehat baik bagi anaknya. Termasuk dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta, yang diakuinya kansnya terbuka lebar saat ini.
“Ma Ci seorang ibu, selalu pasti memberi nasehat yang paling baik. Poinnya adalah, mana saja yang terbaik. Kalau memang harus di tempat baru, yang pilihan DKI itu menjadi sebuah nasehat. Bukan berarti tidak ya, karena per hari ini mayoritas masih melanjutkan di Jawa Barat. Tapi kalau bukan Jawa Barat, yang paling rasional itu adalah DKI. Itu logikanya,” ujar Ridwan Kamil seusai membuka Kick Off WJDF di Kota Bandung, Senin (31/7/2023).
Belum Pasti
Namun dia mengaku, mengambil keputusan pada saat ini bukanlah sebuah langkah bijak. Mengingat statusnya saat ini adalah anggota Partai Golkar. Seluruh kader sekarang harus berfokus pada kontestasi pemilihan legislatif (Pileg) di 14 Februari 2024 mendatang.
BACA JUGA: Pemilu 2024, Pengamat Sarankan Emil Coba Peruntungan di Pilgub DKI
Sebab raihan suara dari Pileg itulah nantinya kata dia, yang akan menentukan langkahnya ke depan. Baik kembali maju sebagai cagub di Pilgub Jabar sebagai petahana, atau ikut pada kontestasi Pilgub DKI Jakarta.
“Pilkada terlalu awal. Saya sudah bilang berkali-kali, nanti saja di Februari karena persentase (suara) partainya kan belum tahu. Apakah bisa sendiri, apakah harus berkoalisi. Masih panjang,” tutupnya.
(Dang Yul/Aak)