BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — I.League akhirnya memberi penjelasan terkait informasi yang belakangan ini sempat membuat gaduh para publik sepak bola Indonesia perihal unggahan pertandingan sepak bola di berbagai platform media sosial.
I.League secara tegas tetap mempersilahkan para penonton untuk mengunggah pengalaman otentik penonton umum di sosial media, asalkan bukan untuk kepentingan komersial.
Operator kompetisi menyadari sepenuhnya peran krusial penonton dalam menciptakan atmosfer stadion yang elektrik dan penuh semangat. I.League mendorong para suporter untuk berbagi momen kebahagiaan mereka.
“Selama aktivitas produksi konten oleh penonton, seperti merekam video atau mengambil foto, bersifat non-komersial (misalnya sekadar membagikan pengalaman pribadi di media sosial tanpa tujuan menjual atau monetisasi), I.League memandangnya sebagai bagian tak terpisahkan dari semarak pertandingan,” jelas I.League dalam siaran persnya.
Baca Juga:
Wacana Larangan Penggunaan HP, Kota Bandung Jadikan Angklung dan Permainan Tradisional Alternatif
Hukuman Larangan Penonton Berakhir, Bojan Hodak Berharap Bobotoh Kembali Padati Laga Kandang Persib
Namun, untuk menjaga profesionalisme dan keberlanjutan ekosistem penyiaran, I.League menetapkan batasan tugas yang jelas bagi rekan-rekan media serta para pembuat konten komersial.
Posisi media dalam pertandingan memiliki batasan tugas yang spesifik untuk memastikan alur kerja yang efisien dan menghormati hak siar yang ada. Aturan tersebut diterapkan meliputi beberapa sektor.
“Jurnalis yang duduk di tribun media diharapkan fokus untuk menulis laporan dan berita pertandingan. Sementara fotografer profesional memiliki area khusus di pinggir lapangan untuk mengambil foto berkualitas tinggi,” tambahnya.
Saat ini I.League belum memberikan izin untuk mengambil gambar lewat tribun. Kebijakan ini diterapkan karena semua hak siar untuk pertandingan telah dikelola secara eksklusif oleh pihak yang memiliki lisensi resmi.
“Untuk para pembuat konten seperti YouTuber dan influencer, I.League memahami keinginan untuk mengabadikan pertandingan. Namun, alasan pembatasan perekaman video untuk tujuan komersial adalah adanya potensi kegiatan yang signifikan dan tumpang tindih dengan hak siar resmi,” lanjutnya.
Perlindungan terhadap hak siar ini sangat penting agar penyelenggaraan kompetisi dan liputan media dapat terus berjalan secara profesional, serta berkelanjutan.
“Sebagai bagian dari upaya untuk melindungi hak media resmi sekaligus tetap mengapresiasi kreativitas para pembuat konten, I.League juga tengah menyiapkan mekanisme tersendiri bagi YouTuber maupun konten kreator yang ingin membuat konten pertandingan,” imbuhnya.
Mekanisme ini nantinya akan mengatur ruang lingkup dan tata cara perekaman serta distribusi konten agar tidak bertentangan dengan hak siar yang telah dimiliki oleh pihak resmi. (RF/_Usk)