BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Dulu dikenal sebagai raja aspal, kini Honda mulai menatap bintang. Pabrikan otomotif asal Jepang itu baru saja melakukan lompatan besar, bukan dalam bentuk mobil listrik atau sepeda motor futuristik, melainkan roket luar angkasa.
Di sebuah sudut terpencil Hokkaido, Jepang, Honda menguji roket eksperimental setinggi 6,3 meter dan berat hampir satu ton.
Hasilnya mengejutkan, roket tersebut berhasil terbang selama 56 detik dan mendarat hanya 37 sentimeter dari titik target.
Ini bukan sekadar pencapaian teknis, tetapi pertanda bahwa ambisi Honda kini jauh melampaui jalan raya.
Nama Honda selama ini identik dengan sepeda motor legendaris seperti CBR dan mobil tangguh macam CR-V. Tapi perusahaan yang lahir dari semangat bengkel itu kini bertransformasi menjadi pemain teknologi tingkat tinggi, dari kendaraan darat hingga antariksa.
Unit luar angkasa Honda sendiri baru aktif sejak 2020, namun langsung tancap gas. Mereka tak hanya mengembangkan roket reusable layaknya SpaceX, tapi juga menargetkan penerbangan suborbital pada 2029 dan peluncuran satelit buatan sendiri untuk komunikasi dan sistem transportasi cerdas.
Langkah ini menunjukkan arah baru Honda, bukan lagi sekadar pembuat kendaraan, melainkan arsitek mobilitas masa depan, termasuk di luar angkasa.
Apa yang membedakan roket Honda dari perusahaan antariksa lain? Presisi. Dalam uji coba perdana, roket mendarat nyaris sempurna hanya 37 sentimeter dari target.
Sebagai perbandingan, SpaceX butuh bertahun-tahun sebelum bisa mendaratkan Falcon 9 dengan akurasi seperti itu.
Pengamat menyamakan uji coba ini dengan Grasshopper milik SpaceX, tapi dengan gaya khas Jepang: minim gimik, penuh presisi. Filosofi ini bisa jadi senjata rahasia Honda untuk menantang dominasi perusahaan antariksa besar.
Yang menarik, proyek luar angkasa Honda tak berdiri sendiri. Mereka menyebut bahwa teknologi satelit dan komunikasi luar angkasa nantinya akan terintegrasi dengan mobil-mobil masa depan mereka.
Bayangkan mobil yang bisa tetap terhubung meski di pelosok tanpa sinyal, atau sistem navigasi yang memanfaatkan jaringan satelit internal Honda sendiri.
Langkah ini mencerminkan tren lintas industri. Tesla melalui SpaceX sudah lebih dulu membuktikan bahwa otomotif dan antariksa bisa saling melengkapi.
Kini giliran Honda menggabungkan pengalaman rekayasa otomotifnya dengan ambisi galaksi.
Honda menyadari bahwa mereka masih pendatang baru dalam industri ini. Tapi bukan berarti mereka jalan sendiri.
Kabarnya, Honda tengah menjajaki kerja sama strategis dengan perusahaan teknologi dan lembaga negara untuk mempercepat pengembangan dan komersialisasi.
Dengan teknologi reusable dan potensi peluncuran satelit biaya rendah, Honda berpeluang menjadi alternatif segar dari dominasi SpaceX dan Blue Origin.
Jika berjalan lancar, bukan tidak mungkin Honda akan masuk dalam daftar elite antariksa global dalam dekade mendatang.
Baca Juga
Honda Siap Bangun Pabrik Motor Listrik hingga Ambisi Besar 2030!
Lokasi uji coba roket Honda di Taiki, Hokkaido bukan dipilih secara acak. Daerah ini kini sedang digarap pemerintah Jepang sebagai pusat teknologi luar angkasa nasional.
Selain Honda, beberapa startup roket seperti Interstellar Technologies juga bermarkas di sini.
Dengan infrastruktur peluncuran yang makin siap dan dukungan pemerintah, Jepang siap menjadikan Taiki sebagai Cape Canaveral versi Asia Timur dan Honda tampaknya ingin jadi tokoh utamanya.
Langkah Honda ini bukan cuma lompatan teknologi, tapi juga lompatan makna. Mereka menunjukkan bahwa perusahaan otomotif bisa punya visi lintas atmosfer.
Dari mesin bensin ke mesin roket. Dari jalanan Tokyo ke langit Hokkaido, lalu entah ke mana lagi setelahnya.
Dan kalau suatu hari Anda melihat logo Honda bukan di kap mobil, tapi di badan roket yang meluncur ke orbit, jangan heran. Karena Honda bukan lagi sekadar pembuat kendaraan. Mereka kini adalah penjelajah langit.
(Budis)