JAKARTA,TM.ID: Keputusan PDIP beserta koalisi partainya memilih Mahfud MD sebagai calon wakil presiden (Cawapres) Ganjar Pranowo dinilai sebagai pilihan tepat, yang bisa membuat bakal Capres Prabowo Subianto gelisah.
Akademisi Universitas Bengkulu, Dr Panji Suminar menilai bahwa PDIP telah menentukan pilihan yang cerdas dalam menentukan pendamping untuk Capres yang diusungnya, Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
Dipilihnya Mahfud MD sebagai Cawapres Ganjar akan semakin membuat Prabowo Subianto kebingungan mencari pasangan.
Sedangkan Muhaimin Iskandar yang semula bergabung ke koalisi pengusung Prabowo, sejak awal sudah bermanuver embil posisi sebagai Cawapres untuk Anies Baswedan.
Terlebih pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, keduanya sudah mendaptarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sebagai pasangan resmi Capres-Cawapres 2024-2029. Cuma Prabowo Subianto yang sampai tanggal 19 Oktober ini tak kunjung punya pasangan.
Adapun Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang digadang-gadang calon pendamping Prabowo, malah dihantam polemik karena jalan politiknya menuju posisi cawapres disinyalir didukung oleh lembaga yudikatif negara, Mahkamah Konstritusi (MK).
BACA JUGA: Ganjar-Mahfud Resmi Daftar Capres dan Cawapres di KPU
MK pada Senin (16/10) mengeluarkan putusan soal aturan batas minimal usia Capres/Cawapres 40 atau pernah menjabat kepala daerah terpilih, di mana Gibran yang saat ini menjabat Wali Kota Solo itu baru berusia 36 tahun.
“Justru yang saya tidak mengerti arah Prabowo, jadi makin bingung sepertinya dia dalam memilih calon pasangan wakil presidennya mengingat Anies telah mendapatkan Muhaimin Iskandar dan Ganjar dengan Mahfud MD,” kata Panji Suminar, seperti dilansir Antara, Kamis (19/10/2023).
Strategi politik PDIP patut diacungi jempol dengan memilih Mahfud MD, seorang akademisi, politisi, dan juga negarawan yang berani dan tegas.
Mahfud MD yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan alias Menkopolhukam itu merupakan sosok politisi yang lahir dan dibesarkan di lingkungan NU kultural.
Dengan demikian Mahfud MD berpotensi memboyong suara NU untuk pada Pilpres 2024, termasuk masyarakat NU pecinta Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
“Jadi saya melihat, nanti warga NU yang Gusdurian itu akan ke Mahfud MD, dan NU yang garisnya PKB itu ke Muhaimin Iskandar,” katanya.
Dikatakan, suara NU yang terpecah ini berpotensi menjadi basis pemilih Ganjar-Mahfud.
Mahfud MD juga berpotensi menggerus basis massa pendukung Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang merupakan Ketum PKB dan juga Cawapres Anies Baswedan.
Namun,tegas dia, dipilihnya Mahfud akan siasia kalau PDIP beserta koalisi partainya tidak serius dalam melaukan pengawalan sosialisasi selama 3 bulan ke depan.
Sedangkan Prabowo, kata dia, bakal Cawapresnya kini menjadi semakin terbatas, karena tidak mungkin Prabowo memilih calon dari kalangan NU kultural atau Jawa Timur.
Oleh karena itu, tegas Panji, Prabowo jangan ambil pendamping dari Jawa Timur karena sudah tergerus Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD.
“Sosok yang tersedia sekarang ya seperti Erick Thohir,” katanya.
Untuk di Pulau Jawa, Prabowo sudah memiliki basis yang cukup baik di Banten dan Jawa Barat, tinggal bagaimana memastikan suara dia provinsi itu tidak bocor ke Anies Baswedan.
Menurutnya untuk meraup suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur tinggal memaksimalkan kinerja koalisi dan parpol.
Kemudian, ketika dua calon lainnya fokus berkompetisi di Jawa, Prabowo Subianto bisa menggarap luar Jawa, mendapatkan simpati pemilih dengan merangkul sosok cawapres luar Jawa.
(Aak)