BANDUNG,TEROPONGMEDIIA.ID — Perkiraan angka kemiskinan global di tahun 2030 meningkat.
Hal tersebut berdasarkan hasil riset Pusat Unggulan (Center of Excellence) Universitas Padjadjaran (Unpad).
Pembangunan global menghadapi tantangan besar dalam mencapai target-target SDG untuk tahun 2030.
Salah satu tantangan terbesar adalah upaya untuk menghapus kemiskinan ekstrem di seluruh dunia.
Meskipun telah ada komitmen global yang kuat, realitas di lapangan menunjukkan perkiraan masih ada lebih dari 600 juta orang yang akan hidup dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2030.
Angka ini jauh dari target “zero poverty” sesuai keinginan SDG.
Temuan Studi Pusat Unggulan Unpad
Pusat Unggulan Universitas Padjadjaran (SDG Center Unpad) telah melakukan penelitian yang mendalam dan komprehensif mengenai proyeksi pencapaian target SDG dalam konteks global.
Penelitian ini merupakan kolaborasi antara SDG Center Unpad dan Department of International Development, King’s College London.
Hasil dari penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal internasional terkemuka, Global Policy, dengan judul “Will the poverty-related UN Sustainable Development Goals be met? New Projections”.
Fokus Global
Penelitian ini memiliki cakupan global dan tidak terbatas pada isu-isu pembangunan dalam skala nasional atau daerah.
Beberapa indikator SDG yang menjadi fokus dalam penelitian ini antara lain adalah kemiskinan ekstrem, malnutrisi, stunting, tingkat kematian bayi, angka kematian ibu, serta akses terhadap air bersih dan sanitasi.
Penelitian ini juga memperhitungkan kondisi ekonomi global terkini dan prospeknya di masa depan.
Proyeksi yang Mengkhawatirkan
Melansir laman resmi Unpad, berdasarkan perkiraan proyeksi SDG Center Unpad, terdapat sekitar 619 juta orang yang terjebak dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2030.
Proyeksi ini menunjukkan peningkatan jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan ekstrem di wilayah Sub-Sahara Afrika, sebuah kawasan yang memang menjadi perhatian khusus dalam konteks pembangunan global.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan jumlah orang yang mengalami kekurangan gizi pada tahun 2030 akan lebih tinggi daripada tahun 2015, ketika SDG pertama kali dicanangkan.
Penyebab kondisi ini, karena berbagai faktor, termasuk ekonomi global yang tidak stabil, fluktuasi harga pangan, dan kurangnya bantuan dari negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang dalam menangani masalah pembangunan.
Pengaruh Penelitian Terhadap Kebijakan Pembangunan Global
Penelitian SDG Center Unpad tidak hanya memberikan gambaran situasi yang akan dunia hadapi, tetapi juga memberikan kontribusi penting terhadap kebijakan pembangunan global.
Hasil penelitian ini telah menjadi referensi dalam berbagai dokumen kebijakan internasional, seperti White Paper on International Development yang disusun oleh Kantor Perdana Menteri Inggris.
Selain itu, temuan penelitian ini juga menjadi salah satu referensi utama dalam OECD Development Cooperation Report 2024 yang baru saja rilis.
Pengakuan Internasional
Temuan dari penelitian ini telah mendapat pengakuan secara internasional dan dipresentasikan dalam berbagai konferensi penting, seperti Konferensi Internasional Asosiasi Studi Pembangunan Eropa (EADI) di Lisbon, Portugal, serta Konferensi Tahunan UK Development Studies Association (DSA) di Reading, Inggris.
Temuan ini juga telah dipublikasikan sebagai working papers oleh United Nations University di Helsinki, Finlandia.
BACA JUGA: Mahasiswa Unpad Ciptakan PillWash, Sabun dan Sampo Berbentuk Tablet
Sebagai salah satu pusat unggulan di Indonesia, riset SDG Center Unpad terus berpartisipasi aktif dalam mewujudkan tatanan pembangunan global yang lebih baik.
Partisipasi ini sejalan dengan misi Unpad untuk menjadi universitas yang bermanfaat dan mendunia.
(Virdiya/Budis)