JAKARTA,TM.ID: Dua pekan menjelang memasuki Bulan Ramadan masyarakat dihadapi dengan naiknya harga telur yang melambung tinggi.
Tampak kenaikan harga telur mencapai Rp2.000-Rp3.000 per kilogram, sejak sepekan terakhir. Sementara itu kenaikan barang pokok lainnya juga terjadi pada harga beras, yang terjadi sejak empat bulan terakhir. Harganya menyentuh Rp 14.000 per kilogram untuk beras medium dan Rp 18.000 per kilogram untuk premium.
BACA JUGA: Harga Beras Ugal-ugalan, Pemkab Bandung Gelar Gerakan Pangan Murah (GPM)
Bahkan di sejumlah pedagang di daerah Larangan Selatan, Tangerang Selatan harga telur mencapai Rp 30.000 per kilogram (kg), dan harga beras mencapai Rp 14.000 per kilogram.Hal ini tentunya membuat masyarakat menjadi terbebani.
Menanggapi hal itu Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu Surya Vandiantara menilai naiknya harga telur banyak disebabkan beberapa faktor. Diantara adanya penurunan produktivitas , dan karena menjelang ramadan dan Idul Fitri dimana meningkatnya konsumsi.
“Naiknya harga telur dan beras bisa saja terjadi karena adanya penurunan produktivitas , dan karena menjelang ramadan dan Idul Fitri dimana meningkatnya konsumsi,” kata Surya kepada teropongmedia.id, Kamis (29/2/2024).
Selain itu, kata Surya tidak ada bantuan pemerintah dalam bentuk pemberian pupuk, dan lainnya, maka ini juga menjadi salah satu faktornya terjadi mahalnya harga beras.
BACA JUGA: Komoditas Cabai di Kota Bandung Merangkak Naik, Tembus Segini Harganya
“Tidak ada bantuan pemerintah dalam bentuk pemberian pupuk kepada petani, dan lainnya, maka ini juga menjadi salah satu faktornya terjadi mahalnya harga beras serta subsidi biaya bagi peternak juga penyebab naiknya harga telur,” ucapnya.
Laporan Wartawan Jakarta : Agus Irawan/Masnur