BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Lewis Hamilton, pembalap senior Scuderia Ferrari, menyampaikan rasa gembira atas kabar comeback Valtteri Bottas ke lintasan balap bersama tim Cadillac pada musim 2026 mendatang. Menurut Hamilton, kembalinya Bottas tidak hanya sekadar menambah warna persaingan, tetapi juga menjadi bukti bahwa bakat dan pengalaman selalu memiliki tempat di dunia motorsport.
Seperti diketahui, Hamilton dan Bottas pernah bertandem di tim Mercedes selama lima musim penuh, mulai dari 2017 hingga 2021. Dalam periode tersebut, keduanya mencatat banyak momen penting: Hamilton meraih empat gelar juara dunia (2017, 2018, 2019, 2020), sementara Bottas berperan besar dalam mengamankan dominasi Mercedes lewat kontribusi poin yang konsisten. Meski Bottas kerap berstatus “pembalap kedua” di bawah bayang-bayang Hamilton, hubungan keduanya diwarnai dengan profesionalisme yang tinggi dan rasa saling menghargai.
Namun, selepas 2021, Bottas hengkang ke Alfa Romeo (yang kemudian menjadi Sauber) sebelum akhirnya kontraknya tak diperpanjang untuk musim 2025. Situasi itu sempat menimbulkan spekulasi apakah Bottas akan benar-benar meninggalkan dunia balap. Untungnya, kesempatan emas datang ketika Cadillac salah satu pabrikan Amerika yang sedang membangun tim Formula 1 barunya merekrut Bottas sebagai bagian dari line-up untuk musim 2026.
Bagi Hamilton, langkah Cadillac merekrut Bottas adalah keputusan yang sangat tepat.
“Saya tidak perlu berkomentar apa pun tentang bakatnya karena dia telah menunjukkannya sepanjang kariernya. Tapi mereka mendapatkan salah satu orang Finlandia yang paling jujur, mungkin paling lucu, yang bisa saya bayangkan, dan orang yang paling tulus untuk diajak bekerja sama. Saya rindu bekerja dengannya,” ujar Hamilton melansir formula 1.com, Sabtu (13/9/2025).
Bottas memang dikenal sebagai pribadi yang kalem, rendah hati, dan tidak banyak drama, meskipun sering berada dalam tekanan sebagai “wingman” Hamilton.
Bahkan banyak pengamat menilai bahwa Bottas adalah tandem paling solid bagi Hamilton sepanjang kariernya, karena mampu menjaga harmoni tim tanpa konflik besar seperti yang pernah terjadi antara Hamilton dan Nico Rosberg.
Baca Juga:
Klasemen Formula 1 2025: Piastri Bertahan di Puncak Dibuntuti Verstappen dan Norris
Selain itu, Hamilton juga menyoroti pentingnya pengalaman Bottas dalam mempercepat perkembangan tim baru seperti Cadillac.
Menurutnya, kehadiran pembalap berpengalaman akan menjadi modal penting bagi tim yang baru menapaki arena F1 modern.
“Saya pikir mereka telah memilih orang yang tepat. Tentu saja, kita akan lihat juga dengan Sergio, dia punya pengalaman hebat. Pengetahuan yang mereka bawa dari dua tim hebat akan membantu mereka berkembang lebih cepat. Saya rasa luar biasa memiliki tim tambahan, dan saya pikir agar sebuah tim dapat berkembang, Anda harus memiliki pembalap yang berpengalaman, terutama ketika tim tersebut masih baru,” jelas Hamilton.
Ucapan Hamilton mengacu pada Sergio Pérez, yang juga dikabarkan bakal bergabung dengan Cadillac setelah meninggalkan Red Bull. Dengan demikian, Cadillac akan memiliki kombinasi pembalap yang menarik: Bottas yang kaya pengalaman bersama Mercedes, serta Pérez yang lama mengabdi di Red Bull Racing. Keduanya sama-sama bukan juara dunia, tetapi punya reputasi sebagai pekerja keras, konsisten, dan loyal terhadap tim.
Kombinasi pengalaman dari dua tim papan atas Mercedes dan Red Bull diyakini Hamilton akan memberikan perspektif teknis berbeda yang sangat berharga. Tim baru seperti Cadillac akan menghadapi tantangan besar, mulai dari pengembangan mobil, pemahaman regulasi baru, hingga membangun identitas di tengah persaingan sengit. Kehadiran Bottas dan Pérez bisa mempercepat proses adaptasi itu.
Bagi Hamilton sendiri, comeback Bottas juga membawa sentimen personal. Ia mengaku masih merindukan suasana kerja sama yang harmonis dengan pembalap Finlandia itu. Di mata Hamilton, Bottas bukan hanya tandem di lintasan, melainkan juga rekan kerja yang tulus dan bisa membuat suasana lebih ringan.
Kembalinya Bottas pun menambah semarak narasi musim 2026, yang memang sudah digadang-gadang sebagai era baru F1. Selain masuknya Cadillac sebagai tim pabrikan, musim tersebut juga akan menandai penerapan regulasi mesin baru yang lebih ramah lingkungan, serta semakin ketatnya persaingan antar-pabrikan. Bottas kini memiliki kesempatan untuk membuka lembaran baru dalam kariernya, membuktikan diri di tim yang sedang membangun fondasi.
Meski usianya akan menginjak pertengahan 30-an, banyak yang menilai Bottas masih punya kecepatan dan motivasi. Jika Cadillac mampu menyediakan mobil kompetitif, bukan tidak mungkin Bottas bisa kembali tampil sebagai pembalap papan tengah yang solid, atau bahkan sesekali menantang podium.
Hamilton, yang kini membela Ferrari setelah era panjangnya bersama Mercedes, tampaknya tulus dalam memberikan dukungan moral. Ia memahami betul betapa sulitnya bagi seorang pembalap yang sempat terpinggirkan untuk mendapat kesempatan kedua. Oleh karena itu, melihat Bottas kembali ke lintasan membuatnya ikut merasa senang.
“Anda memiliki dua pembalap berbeda yang datang dari Red Bull dan Mercedes dengan pengetahuan dan pengalaman yang berbeda, yang keduanya dapat mereka sumbangkan dan membantu tim bergerak maju lebih cepat,” tukasnya.
Bagi Bottas, comeback ini bukan hanya tentang karier, melainkan juga tentang warisan. Setelah sekian lama dianggap “pembalap nomor dua”, ia kini memiliki kesempatan untuk menjadi sosok penting dalam membangun tim baru dari nol. Sedangkan bagi Cadillac, merekrut Bottas berarti menghadirkan stabilitas, kredibilitas, dan nilai tambah dalam upaya mereka menembus kerasnya kompetisi Formula 1.
(Budis)