Guyuran Utang Jumbo Buat Perusahaan BUMN, Nilainya Hampir Sentuh Rp7 Triliun

Kereta Cepat Whoosh
Kereta Cepat Jakarta - Bandung. (Foto: Dok. KCIC)

Bagikan

JAKARTA,TM.ID: PT KAI (Persero) mendapatkan pinjaman utang jumbo dari Bank Pembangunan China (CDB). Perusahaan BUMN tersebut mendapatkan utang sevesar Rp7 triliun.

Utang tersebut telah dicairkan sejak tanggal 7 Februari 2024 kemarin untuk membayar pembengkakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

BACA JUGA: KCIC Buka Loker untuk 16 Posisi: Siapkan CV, Fresh Graduate Bisa Join!

Mengutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (18/2) kemarin, pinjaman utang tersebut disebutkan terbagi dua.

Fasilitas A dengan jumlah nominal sebesar US$230,99 juta atau setara Rp3,6 triliun, fasilitas B dengan nilai nominal US$217,08 juta atau setara Rp3,38 triliun. Maka total pinjaman tersebut hampir menyentuh angka Rp7 triliun.

“PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki kewajiban pembayaran utang kepada China Development Bank,” begitulah isi dalam surat di keterbukaan informasi BEI.

Pencairan tersebut itu langsung diteruskan ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) di tanggal 7 Februari 2024.

Perlu diketahui proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung awalnya diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp86,67 triliun. Namun belakangan ini membengkak atau cost overrun (lebih biaya) sampai dengan sekitar US$7,27 miliar atau setara dengan Rp112 triliun.

Komposisi pembiayaan proyek ini tersebut 75 persen berasal dari pinjaman melalui China Development Bank (CDB). Sementara untuk sisanya adalah setoran modal dari konsorsium dua negara yaitu Indonesia-China. Pembagiannya yakni, konsorsium BUMN Indonesia menyumbang sebesar 60 persen, sementara untuk 40 persen berasal dari konsorsium China.

Maka total pinjaman Indonesia ke China Development Bank (CDB) sebesar Rp8,3 triliun. Utang tersebut bakalan dipakai buat pembiayaan pembengkakan biaya kereta cepat.

BACA JUGA: Tahun Ini Dinas PUPR Maluku Utara Fokus Bayar Utang Rp300 Miliar

Sementara itu menyinggung soal bunga yang ditawarkan China sebesar 3,4 persen per tahun. Adapun tenor yang diberikan selama 30 tahun. Proyek tersebut pun sudah mendapat suntikan APBN dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp7,3 triliun.

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
KPK Cegah Yasonna dan Hasto ke Luar Negeri
Terkait Kasus Dugaan Suap PAW, KPK Cegah Yasonna dan Hasto ke Luar Negeri
Ciwalk Bandung
Tempat Liburan Akhir Tahun yang Beda di Bandung
Sopir Truk Kecelakaan Maut Bus Rombongan Pelajar di Tol Pandaan jadi Tersangka
Sopir Truk Kecelakaan Maut Bus Rombongan Pelajar di Tol Pandaan jadi Tersangka
Tyronne del Pino Singgung Soal Dampak Menurunnya Kondisi Fisik
Tyronne del Pino Singgung Soal Dampak Menurunnya Kondisi Fisik Terhadap Performa Permainan Persib
Tiket reguler premium Solo Safari
Cari Tahu Perbedaan Tiket Reguler dan Premium Solo Safari!
Berita Lainnya

1

Anggota Komisi 2 DPRD Jabar Imbau Masyarakat Aware Terhadap Konsumsi Makanan dengan Kadar Gula Tinggi

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Aktivitas Kawah Sileri Gunung Dieng Meningkat, Masyarakat dan Wisatawan Tidak Masuki Wilayah Radius 500 Meter

4

Gunung Mas Group (GMG) dan LKP Bina Ilmu Gelar Pelatihan Operator Dump Truck ke-2 yang Didukung Disnakertrans Malut

5

Hampir Mirip, Ini Perbedaan Gejala Herpes dan Gigitan Tomcat
Headline
Legislator Minta Perusahaan Penumpah Zat Kimia di Padalarang Diberi Sanksi Berat
Legislator Minta Perusahaan Penumpah Zat Kimia di Padalarang Diberi Sanksi Berat!
Gabriel Martinelli Bisa Jadi Opsi Arsenal Ganti Bukayo Saka
Gabriel Martinelli Bisa Jadi Opsi Arsenal Ganti Bukayo Saka
Manchester United Siapkan Pengganti Rashford
Manchester United Siapkan Pengganti Rashford
Man City Incar Kiper Sensasional Juventus
Man City Incar Kiper Sensasional Juventus

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.