DEPOK, TEROPONGMEDIA.ID — Inilah cikal bakal kesenian Gong Si Bolong yang kini nyaris terlupakan di Kota Depok, Jawa Barat.
Malam itu, Pak Jimin mendengar gemerincing gamelan dari dalam hutan Tanah Baru. Tahun 1648, ia menemukan seperangkat gamelan misterius di dekat Curug Agung, Sungai Krukut. Yang tersisa hanya gong bolong di bagian tengahnya, gendang, dan bende.
Mengutip artikel di laman Mahir Piano, Gong Si Bolong bukan sekadar kesenian biasa. Ia menyimpan misteri sekaligus menjadi saksi bisu akulturasi budaya di Depok.
Perpaduan gamelan dengan tari Tayub ini menceritakan suasana panen dengan gerakan bernuansa silat. Kamsa, adalah seniman generasi kedelapan penerus kesenian ini.
Gong Si Bolong merupakan alat musiknya yang unik karena gong ini memiliki lubang di tengah, yang menjadi asal usul namanya.
Alat musik ini selalu harmonis dengan tabuhan suara dari bende dan gendang, ditambah terompet, keromong, saron, dan rebab.
Tahun 2008, Monitordepok menulis legenda ini. Kisahnya dimulai abad ke-16 saat Tanah Baru masih berupa hutan.
Bunyi gamelan sering terdengar tapi tak pernah ditemukan sumbernya. Hingga Pak Jimin menemukan alat musik itu dalam keadaan ajaib – bisa berbunyi sendiri.
“Kami menyebutnya Si Gledek karena bunyinya menggelegar,” cerita Holil, cucu penerus kesenian ini.
Pertunjukan Gong Si Bolong terdiri dari tiga bagian:
- Ajeng – permainan gamelan bernuansa Bali
- Nayuban – tarian cikal bakal Jaipongan
- Ngibing – puncak acara dimana penonton diajak menari
Kini, replika Gong Si Bolong berdiri megah di Tugu Tanah Baru. Ironisnya, hanya sedikit warga yang tahu maknanya. Kesenian ini nyaris punah, tergusur budaya modern.
Secara geografis Depok merupakan bagian dari wilayah administratif Jawa Barat, tetapi budayanya Betawi karena pengaruh migrasi dari Jakarta.
Gong Si Bolong juga menjadi simbol akulturasi ini. Meski diragukan kebenaran legendanya, namun nilai sejarahnya tak terbantahkan. Ia bukti bahwa Depok punya warisan budaya yang patut diselamatkan dari kepunahan.
BACA JUGA
Makna Filosofi Kuda Kosong sebagai Identitas Budaya Cianjur
Ronggeng Gunung Pangandaran: Dari Ritual Sakral Menjadi Seni Pertunjukan yang Memikat
Gong Si Bolong sebagai Warisan Budaya Nasional
Kabar membanggakan datang dari dunia kesenian tradisional Depok. Gong Si Bolong, seni pertunjukan khas daerah tersebut, berhasil masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia 2021.
Penetapan ini dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam sidang yang berlangsung 26-30 Oktober lalu.
Eko Herwiyanto, Sekretaris Disporabudpar Kota Depok, mengungkapkan kegembiraannya atas penetapan ini.
“Dari total 289 karya budaya yang ditetapkan dari 28 provinsi, Gong Si Bolong menjadi salah satunya,” ujar Eko, mengutip laman Pemkot Depok.
Kesenian yang diperkirakan telah ada sejak tahun 1750 Masehi ini pertama kali ditemukan di kawasan berhutan dekat curug kecil di Tanah Baru.
Pak Damong, penemunya, hanya berhasil membawa pulang gong berlubang (asal muasal namanya), sebuah bende, dan dua gendang dari penemuan misterius tersebut.
Yang membuat Gong Si Bolong istimewa adalah perpaduan unik antara unsur Sunda dalam musiknya dengan bahasa Betawi dalam liriknya. “Ini mencerminkan akulturasi budaya yang terjadi di Depok,” jelas Eko.
Meski sempat terancam punah, kesenian ini masih bertahan berkat upaya pelestarian. Saat ini, Gong Si Bolong kerap mengiringi pertunjukan Tari Topeng. Regenerasi pemain juga terus dilakukan melalui berbagai pelatihan.
“Dengan penetapan ini, kami berharap Gong Si Bolong semakin dikenal dan terus hidup di tangan generasi muda,” harap Eko.
Pemerintah Kota Depok berkomitmen untuk terus mempromosikan warisan budaya ini agar tidak tergerus zaman.
(Aak)