Generasi Cemas: Insecure, Validasi Sosial, dan Krisis Percaya Diri pada Remaja

Editor:

[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, SUAR MAHASISWA AWARDS — Di era digital saat ini, banyak remaja mengalami kecemasan dan krisis percaya diri yang dipicu oleh tekanan media sosial dan kebutuhan untuk mendapatkan validasi dari orang lain.

Para remaja saat ini sering menghadapi tekanan sosial yang tidak terlihat tetapi sangat kuat. Dari layar ponsel mereka, dunia menunjukkan standar pencapaian, kecantikan, dan popularitas yang semakin sulit dicapai.

Tak mengherankan bahwa rasa tidak percaya diri dan keinginan untuk validasi sosial telah menjadi masalah yang secara diam-diam membentuk karakter generasi muda sebagai Generasi Cemas.

Studi oleh Tiggemann & Slater (2013) menunjukkan bahwa remaja yang lebih sering menggunakan media sosial cenderung memiliki pandangan negatif terhadap penampilan fisik mereka.

Tekanan Media Sosial dan Budaya Perbandingan

Meskipun kemajuan teknologi dan media sosial memiliki manfaat, itu juga menimbulkan masalah psikologis bagi remaja. Remaja saat ini tumbuh dalam budaya yang penuh dengan perbandingan, di mana mereka membandingkan diri mereka sendiri, pencapaian, dan gaya hidup dengan orang lain.

Hal ini menjadi lebih buruk karena algoritma media sosial yang meningkatkan konten yang “sempurna” tetapi tidak realistis. Kondisi ini menyebabkan kecemasan yang bertahan lama, yang berdampak pada cara mereka menilai diri mereka.

Pergolakan batin remaja dalam membentuk jati diri

Istilah insecure sekarang menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di kalangan remaja. Perasaan tidak cukup baik sering kali disebabkan oleh rasa kurangnya percaya diri terhadap fisik, kecerdasan, atau status sosial. Kita sering merasa rendah diri, dan terkadang iri hati secara tidak sadar.

Jika tidak ditangani, rasa insecure ini dapat berubah menjadi gangguan mental seperti depresi ringan hingga berat. Remaja yang memiliki penilaian diri yang terlalu tinggi akan menghadapi kesulitan untuk membangun identitas yang sehat.

Validasi Sosial dan overthinking

Fenomena haus validasi adalah bentuk ketergantungan pada pengakuan orang lain. Seringkali, kita menilai diri sendiri diukur dengan jumlah likes, komentar positif, dan engagement di sosial media. Mereka bahkan kadang-kadang merasa tidak penting atau gagal ketika validasi tidak datang.

Kehidupan remaja tidak pernah lepas dari overthinking, mereka selalu merasa berat tentang hal-hal yang seharusnya bisa di pikirkan dengan baik.

“Harusnya aku tadi ga posting foto ini”,

“Harusnya tadi aku  putar balik aja, takut diomongin sama orang”,

“Orang itu kenapa terus liatin aku ya? Duh, kayanya ada yang aneh deh”.

Terlalu banyak berpikir tentang hal yang belum tentu sama dengan apa yang di pikirkan orang lain ini, kadang bisa membuat kita depresi, stres, atau bahkan minder.

Krisis Percaya Diri

Kepercayaan diri dibangun sejak kecil, tetapi bisa hancur hanya karena komentar atau perbandingan buruk dari orang lain. Remaja yang tidak menerima dukungan emosional yang cukup dari keluarga atau lingkungan mereka lebih cenderung mengalami rasa tidak percaya diri. Akibatnya, mereka ragu untuk membuat keputusan, takut mencoba hal baru, dan lebih suka menyendiri.

Sistem pendidikan masih menekankan pencapaian akademik daripada perkembangan emosi atau karakter, yang merupakan faktor lain yang memperburuk situasi. Hal ini memaksa remaja untuk “selalu sempurna” tanpa ruang untuk kesalahan. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini bisa berkembang menjadi gangguan kecemasan atau depresi.

Dari Insecure ke Empowered

Untuk mengurangi krisis percaya diri remaja, mereka perlu belajar memahami perasaan mereka sejak dini, mengurangi ketergantungan mereka pada media sosial, dan mendapatkan dukungan dari keluarga dan sekolah. Untuk membuat mereka merasa cukup tanpa harus selalu mencari pengakuan dari luar, penting bagi mereka untuk memiliki lingkungan yang mendukung dan tempat yang aman untuk bercerita.

Solusinya bukan soal menjauhkan remaja dari media sosial, tapi mengajarkan mereka untuk tidak menggantungkan harga diri pada jumlah likes atau komentar. Mereka perlu menyadari bahwa ada alasan mengapa manusia  tidak sempurna, dan tidak semua pencapaian harus diumbar. Selain itu, yang paling penting, remaja harus diberikan kesempatan untuk mengenal diri mereka sendiri tanpa tekanan, perbandingan, atau kebohongan.

Lingkaran Perbandingan

Fenomena insecure, haus akan validasi sosial, dan krisis percaya diri adalah masalah nyata yang dihadapi generasi muda saat ini. Ini bukan lagi sekedar tren. Para remaja, membutuhkan dukungan dari banyak pihak agar kita tidak terjebak dalam lingkaran perbandingan yang melelahkan.

Membangun generasi yang kuat secara mental bukan hanya tanggung jawab para psikolog, tapi juga tanggung jawab sosial kita semua. Untuk menciptakan ruang yang aman untuk tumbuh, salah, dan belajar mengenal diri. Sudah saatnya kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih suportif, agar setiap remaja Indonesia bisa tumbuh dengan rasa percaya diri dan kesehatan mental yang baik.

(Rini Afifah/ Universita Indonesia Membangun (INABA))

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Komunitas Gay Subang
4,2 Ribu Anggota Tergabung Grup 'Gay Subang', Masyarakat Khawatir Dampak bagi Generasi Muda
Penggelapan kopi
Polres Garut Bongkar Penggelapan 7,9 Ton Kopi Senilai Rp760 Juta, Dua Pelaku Ditangkap
penganiaya kurir
Akhir dari Pria Penganiaya Kurir Ekspedisi di Pamekasan, Dijerat Pasal Berlapis
Bansos PKH
CEK FAKTA: Pendaftaran Bansos PKH Rp2,4 Juta Bisa Lewat Link di Media Sosial
Jordi Amat Diisukan Gabung Persija, Mauricio Souza Ingin Timnya Seimbang
Jordi Amat Diisukan Gabung Persija, Mauricio Souza Ingin Timnya Seimbang
Berita Lainnya

1

Operasi Gabungan Penertiban Knalpot Tidak Sesuai Spesifikasi Teknis (Brong)

2

Cara Menghitung Skor Nilai Tes Terstandar SPMB Jabar 2025

3

Gegara Tikus Kencing Sembarangan, Awas Nyawa Melayang

4

Kenakalan Remaja: Penyebab, Dampak dan Solusi

5

Peterpan Comeback, tapi di Mana Ariel dan Uki?
Headline
Chelsea
Link Live Streaming Palmeiras vs Chelsea Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
Wali Kota Bandung Siapkan Insentif Rp1 Miliar untuk RW, RW Aktif Dapat Bonus Tambahan
Wali Kota Bandung Siapkan Insentif Rp 1 Miliar, RW Aktif Dapat Bonus Tambahan
BMKG Waspada Cuaca Ekstrem
BMKG Imbau Transportasi Darat, Laut dan Udara Waspada Cuaca Ekstrem
Diogo Jota
Kronologi Diogo Jota Tewas: Mobil Keluar Jalur dan Terbakar

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.