BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dunia perfilman Tanah Air kembali menyuguhkan karya horor yang tak hanya bikin bulu kuduk berdiri, tapi juga membalutnya dengan pesan sosial yang dalam. Narik Sukmo, film terbaru garapan Mesari Pictures dan JP Pictures, dijadwalkan tayang serentak di bioskop Indonesia pada (3/7/2025).
Dengan latar kental budaya Jawa, film ini menggabungkan elemen drama, misteri, romansa, dan konflik politik menjadikannya sajian yang lebih dari sekadar horor biasa.
Sinopsis Singkat
Narik Sukmo bercerita tentang Kenar (Febby Rastanty), seorang mahasiswi yang mengikuti sahabatnya Ayu (Dea Annisa) pulang ke kampung halamannya di Desa Kelawangin, sebuah desa terpencil di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Setibanya di sana, Kenar langsung menghadapi pertanda buruk termasuk hujan deras yang tak berhenti. Teror utama muncul ketika ia dihantui oleh mimpi-mimpi menyeramkan, di mana sosok hitam misterius terus memburunya, ingin mengambil sukmo nya sebagai tumbal.
Di tengah tekanan gaib, tumbuh pula benih cinta antara Kenar dan Dierja (Aliando Syarief), pemuda desa yang memiliki masa lalu kelam.
Diangkat dari Novel Laris
Ternyata, cerita Narik Sukmo diadaptasi dari novel populer karya Dewie Yulliantika Sofia yang diterbitkan pada 2019. Kutipan ikonik dari novel ini juga turut memperkuat nuansa magisnya.
“Aku janji karo kowe pepujanku, semua yang kamu ucapkan akan tercapai. Tunggu malam gerhana bulan merah dan gerhana bulan biru,” tulis dalam buku tersebut.
Film ini menandai horor kedua bagi Aliando Syarief, yang justru mengaku makin ketagihan bermain di genre ini.
“Tantangan emosional dan rasa tegangnya benar-benar bikin adrenalin naik,” ungkapnya.
Sementara bagi Febby Rastanty, perannya sebagai Kenar adalah debut di genre horor dan juga pertama kalinya ia menari tarian tradisional Jawa sebagai bagian dari alur cerita.
“Walaupun aku suka menari, tapi lebih suka tarian modern. Di sini aku perlu menari dengan basic gerakan tarian tradisional yang gerakannya memang dibuat khusus untuk film ini,” ujar Febby.
Ia dibimbing langsung oleh maestro tari, Elly Lutan, untuk mendalami peran tersebut.
Baca Juga:
Ini Deretan Film Adaptasi Podcast yang Wajib Ditonton!
Sinopsis Film Ejen Ali: The Movie 2, Akan Tayang Akhir Juni 2025!
Mistik & Konflik Sosial dalam Balutan Cerita
Tak sekadar horor, Narik Sukmo juga mengangkat konflik sosial dan politik yang membelah warga Desa Kelawangin. Perpecahan antar dua kelompok besar di desa menjadi simbol kekacauan akibat ambisi dan hoaks.
Sutradara Indra Gunawan menegaskan bahwa film ini adalah cerminan masyarakat modern.
“Desa Kelawangin adalah gambaran masyarakat kita hari ini yang mudah sekali terhasut oleh hoaks, fitnah, dan politik kekuasaan. Film ini ingin menyampaikan bahwa setiap keputusan pasti ada akibatnya,” kata Indra.
Narik Sukmo bukan hanya akan membuatmu merinding karena kengerian visual dan mimpi buruk yang menghantui, tapi juga menggugah hati lewat pesan moral dan sosial yang relevan dengan zaman sekarang.
(Hafidah Rismayanti/_Usk)