BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Film dokumenter asal Palestina, “No Other Land” berhasil memenangkan penghargaan Academy Award (Piala Oscar) 2025 sebagai film dokumenter terbaik. Hal ini menjadi pencapaian dalam sejarah film Palestina.
Sinopsis Film Palestina “No Other Land”
Film No Other Land menceritakan bagaimana perjuangan masyarakat Palestina di wilayang tepi barat, Masafer Yatta, dimana mereka menghadapi pengusiran paksa oleh otoritas Israel.
Basel Adra yang merupakan seorang aktivis Palestina, ia merekam berbagai peristiwa yang terjadi di kampung halamannya setelah banyak menyaksikan penghancuran rumah dan tanah warisan turun-menurun.
Dalam prosesnya, Basel bekerja sama dengan seorang jurnalis Israel yang secara kritis menyoroti kebijakan pemerintahannya Bernama Yuval Abraham.
Film ini menampilkan keteganga, serta dilema moral, dan juga harapan akan keadilan di tengan konflik yang berkepanjangan.
Film No Other Land tidak hanya mengungkapkan penderitaan masyarakat Palestina, tetapi menghadirkan perspektif berbeda untuk berusaha mengubah keadaan.
BACA JUGA
Nicholas Saputra Beri Kebebasan El Putra Sarira Perankan Rangga di Film Musikal ‘Rangga & Cinta’
Fadli Zon: Museum Palestina Bakal Dibangun di Indonesia
Presien Prabowo dan Presiden Mesir Sepakat Dukung Perjuangan Palestina
Tiga Fakta Menarik Tentang Film No Other Land
1. Proses Produk yang Panjang
Basel Adra, sutradara film ‘No Other Land’, menghabiskan waktu lima tahun, dari 2019 hingga 2023, untuk menyaksikan dan mendokumentasikan secara langsung penghancuran rumah serta pengusiran paksa yang dilakukan oleh tentara Israel.
Selain itu, film ini mengusung gaya dokumenter yang natural dan autentik, di mana para sutradara terlibat langsung dalam alur cerita. Mereka merasakan sendiri tekanan, emosi, dan dampak yang timbul akibat konflik tersebut.
2. Kolaborasi Palestina dan Israel
Empat sutradara bekerja sama dalam film ini, yaitu Basel Adra dan Hamdan Ballal dari Palestina serta Yuval Abraham dan Rachel Szor dari Israel. Mereka menghadirkan kolaborasi unik karena berasal dari latar belakang yang berbeda.
Malalui film ini, dapat menghadirkan perspektif dari kedua sisi dan menunjukkan bagaimana dua kelompok yang sering dianggap bersebrangan dapat bersatu untuk upaya mengungkapkan ketidak adilan.
3. Tantangan Distribusi Film
Film ini mengalami banyak kendala dalam pendistribusiannya, salah satumya di Amarika Serikat. Meskipun memenangkan Oscar, tetapi beberapa negara tetap membatasi akses distribusinya.
Beberapa pihak menilai bahwa film ini mengandung muatan politik. Karena secara kritis mengulas kebijakan pemerintahan Israel terhadap Palestina, bahkan beberapa bioskop menolak menayangkannya.
Film yang menyampaikan banyak pesan kemanusian ini, tetap berusaha secara aktif mendistribusikan lebih luas Film No Other Land.
Pidato Kemenangan
Dalam pidato kemenangannya, Basel dan Yuval menyampaikan pesan tegas terhadap situasi yang terjadi di Masafer Yatta serta mendesak para pendengar untuk bertindak.
“Kita membuat film ini, palestina dan Israel untuk menyuarakan suara keadilan kita agar lebih kuat, kita melihat satu sama lain hancur, kami menginginkan kebebasan dan keadilan” ucap Yuval Abraham pada acara Oscar 2025.
Dengan banyaknya dorongan dan perhatian terhadap film Palestina No Other Land, dapat menyeruakan suara masyarakat Palestina demi mendapatkan kebebasan dan keadilan.
(Magang UKRI – Andari/Aak)