Farhan Desak Pemerintah Pusat Buka Lagi Bandara Husein, Pariwisata Kota Bandung Terancam Mati!

Penulis: Rizky

Farhan Desak Pemerintah Pusat Buka Lagi Bandara Husein, Pariwisata Kota Bandung Terancam Mati!
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan dengan tegas desak pemerintah pusat buka lagi Bandara Husein (Kyy/TM)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA. ID — Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, terus mendorong pemerintah pusat agar segera membuka kembali Bandara Husein Sastranegara. Langkah tersebut dinilai mendesak di tengah berbagai persoalan yang membelit operasional Bandara Kertajati, Majalengka, yang justru menjadi beban keuangan bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).

Farhan menyebut, Pemprov Jabar harus menanggung kerugian hingga lebih dari Rp60 miliar setiap tahun demi menopang operasional Kertajati. Beban tersebut dinilai tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.

“Saya sangat menghargai upaya Pak Gubernur yang sejak Februari berdiskusi serius dengan kami. Tapi sepertinya situasi mulai kepepet,” kata Muhammad Farhan di Balai Kota Bandung, Kamis (12/6/2025).

Menurutnya, ada narasi keliru yang berkembang, pembukaan Bandara Husein hanya untuk “memanjakan” warga Bandung. Padahal, data menunjukkan mayoritas pasar penerbangan di Jawa Barat justru berada di Kota Bandung.

Baca Juga:

Satgas Yustisi Diperkuat, Farhan: Penegakan Perda Kini Lebih Tegas dan Terpadu

Skandal Kursi Sekolah di Kota Bandung, Farhan Ancam Tindak Pidana Pelaku dan Orang Tua!

“Orang ada yang bilang, ‘Ah, Husein mah buat manjain orang Bandung.’ Tapi kalau memang dianggap begitu, kenapa bukan Halim yang ditutup? Ada tokoh Pemprov malah bilang mau minta Halim ditutup, ya itu kan lucu,” ucapnya.

Farhan menegaskan, pembukaan kembali Bandara Husein bukan hanya soal kenyamanan warga Bandung, melainkan kebutuhan strategis untuk membangkitkan sektor pariwisata yang kini mengalami stagnasi.

“Kalau Husein dibuka, pariwisata Bandung akan bergerak lagi. Dan dampaknya bukan cuma buat Bandung, tapi juga untuk Jawa Barat,” ujarnya.

Farhan juga menyoroti fenomena banyaknya wisatawan yang tetap memilih terbang melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, ketimbang menggunakan Kertajati.

“Nyatanya, orang tetap ingin datang ke Bandung. Tapi karena Husein ditutup, mereka mendarat di Jakarta. Untungnya ke siapa? Ke Jakarta, bukan ke Jawa Barat,” katanya.

Farhan pun mengaku mendukung penuh pengembangan Kertajati sebagai bandara internasional jangka panjang. 

Namun, menurutnya, pembangunan itu jangan sampai dilakukan dengan mengorbankan logika pelayanan publik dan kebutuhan masyarakat Bandung.

“Bangun Kertajati itu penting. Tapi harus pakai akal sehat. Jangan korbankan kebutuhan masyarakat Bandung hanya demi ambisi jangka panjang,” pungkasnya. (Kyy/_Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Covid-19 NB.1.8.1
Kenali Cara Pencegahan Covid-19 NB.1.8.1
Gongryeong: Ghost Play
Film Gongryeong: Ghost Play Dibintangi Yeri Red Velvet, Cek Sinopsis dan Daftar Pemain Lengkap
Mortir aktif sumedang
Mortir Aktif 81 mm Ditemukan di Kebun Warga Sumedang, Tim Jibom Diterjunkan!
guru tendang siswa
Guru Usai Tendang Kepala SIswa di Demak, Dipolisikan Keluarga!
Akhmad Marjuki
Akhmad Marjuki Kawal Visi Pembangunan Jawa Barat 2025–2029
Berita Lainnya

1

Pengaruh Media Sosial dalam Kehidupan Sinden

2

Fokus yang Hilang: Kesadaran Tak Lagi Menyatu dalam Perspektif Psikologi Kognitif

3

Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Hongkong AVC Women’s Nations Cup 2025 Selain Yalla Shoot

4

Quantum AI dan Perang Data: Dunia Dikuasai Algoritma Bagaimana dengan Manusia?

5

Akhmad Marjuki Lakukan Aksi Nyata di Tengah Bencana Cimanggung
Headline
guru sekolah rakyat
Pemerintah Butuh 1.554 Guru Sekolah Rakyat, Bakal Diangkat Jadi ASN!
BSU 2025-4
BSU 2025 Kapan Cair? Ini Bocoran Waktunya!
Dana Hibah Diselewengkan, Empat Orang Ditetapkan Tersangka
Dana Hibah Diselewengkan, Empat Orang Ditetapkan jadi Tersangka
BSU 2025-3
Ini Notifikasi Tanda Mendapatkan BSU 2025

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.