BANDUNG,TM.ID: Meta baru-baru ini meluncurkan fitur Threads yaitu sebuah platform yang merupakan saingan berat bagi Twitter. Dalam waktu yang singkat, fitur Threads berhasil menjadi topik tren di kalangan netizen dan mendapatkan 2 juta sign-up hanya dalam 2 jam pertama.
Namun, kegembiraan Meta tidak berlangsung lama karena mereka berhadapan pada tuntutan hukum dari Twitter terkait pelanggaran hak kekayaan intelektual.
Tuduhan ini mencakup penyalahgunaan rahasia dagang Twitter dan penyerobotan mantan karyawan Twitter untuk mengembangkan Threads.
Tuduhan Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual
Melansir The Guardians, Elon Musk yang merupakan salah satu tokoh terkenal di dunia teknologi, menuduh Meta melakukan pelanggaran hak kekayaan intelektual milik Twitter. Dalam surat yang dikirim kepada CEO Meta yaitu Mark Zuckerberg, seorang pengacara Twitter bernama Alex Spiro menyatakan bahwa Twitter memiliki keprihatinan serius terkait Meta Platforms (Meta) yang secara sistematis, disengaja, dan melanggar hukum terlibat dalam penyalahgunaan rahasia dagang Twitter dan kekayaan intelektual lainnya.
Selain itu, Twitter juga menuding Meta telah merekrut puluhan mantan karyawan Twitter dalam satu tahun terakhir. Mereka memiliki akses ke rahasia dagang Twitter dan informasi yang sangat rahasia.
Penyangkalan dari Pihak Meta
Namun, Meta membantah tuduhan yang Alex Spiro ajukan. Andy Stone selaku Direktur Komunikasi Meta, mengungkapkan bahwa tidak satu pun anggota tim teknis Threads merupakan mantan karyawan Twitter.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa Meta tidak menggunakan pengetahuan rahasia yang dimiliki mantan karyawan Twitter dalam pengembangan fitur Threads.
Meskipun Meta menghadapi ancaman tuntutan hukum dari Twitter, mereka tidak terlalu terpengaruh dan mungkin memandang remeh ancaman tersebut. Hal ini karena Twitter sendiri, sejak diakuisisi oleh Musk, memiliki kecenderungan untuk mengancam perusahaan lain dengan tuntutan hukum.
Sebagai contoh, pada bulan Mei 2023, Twitter menuduh Microsoft melakukan penyalahgunaan API perusahaan melalui integrasi dengan beberapa produknya.
Fitur Threads
Terkait dengan tuduhan dan kontroversi yang melibatkan Threads, tak bisa kita pungkiri bahwa platform ini telah menjadi salah satu aplikasi yang sangat populer dalam waktu singkat. Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam sejak meluncur, Threads berhasil mendapatkan lebih dari 30 juta pengguna. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa fitur Threads mampu menjadi pesaing serius bagi Twitter.
Hadir dengan fitur-fitur yang menarik perhatian pengguna. Dengan tampilan yang sederhana dan intuitif, Threads memungkinkan pengguna untuk berbagi pesan, foto, dan video secara real-time.
Platform ini juga dilengkapi dengan algoritma cerdas yang memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan konten yang mereka lihat berdasarkan preferensi mereka. Selain itu, Threads menawarkan keamanan dan privasi yang lebih baik dibandingkan dengan platform sejenis lainnya.
Persaingan dengan Twitter
Kehadiran Threads sebagai pesaing Twitter telah menarik perhatian publik. Meskipun Meta berpendapat bahwa tidak ada pelanggaran hak kekayaan intelektual yang terjadi, tuntutan hukum dari Twitter dapat memiliki dampak signifikan pada masa depan Threads. Persaingan antara Meta dan Twitter di ranah hukum ini tentu akan menjadi sorotan utama di dunia teknologi.
Patform baru ini menjadi saingan Twitter dan berhasil mendapatkan popularitas yang cukup tinggi dalam waktu singkat. Namun, Meta dihadapkan pada tuntutan hukum dari Twitter terkait dugaan pelanggaran hak kekayaan intelektual dan penyerobotan mantan karyawan Twitter.
Meskipun Meta membantah tuduhan tersebut, persaingan antara kedua perusahaan ini tetap menarik perhatian publik.
Keputusan hukum akan memainkan peran penting dalam menentukan masa depan Threads. Dalam dunia teknologi yang terus berkembang, persaingan dan konflik hukum seperti ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kemajuan industri tersebut.
BACA JUGA: Fitur Threads Instagram akankah Jadi Twitter Killer?
(Kaje)