BANDUNG,TM.ID: Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DTPH) Jawa Barat (Jabar) Dadan Hidayat mengungkapkan, pihaknya akan mengoptimalkan sawah tadah hujan sebagai upaya ketahanan pangan dalam jangka panjang.
Menurut Dadan, Program tersebut rencananya akan mulai dicoba pada musim tanam April – September.
“Kita akan mencoba menginventarisasi potensi lahan sawah tadah hujan dan pompanisasi. Kita sudah punya data 300.000 hektar-an dan bisa dibuat dua kali panen,” jelas Dadan belum lama ini.
Sistem padi tadah hujan dan pompanisasi merupakan inisiasi Kementerian Pertanian RI yang diakselerasi provinsi serta pemda kabupaten dan kota.
Selain itu, Dadan menyatakan, dalam waktu tidak lama Jabar akan panen raya padi dengan durasi tiga bulan.
“Kita akan memasuki bulan panen, April – Mei – Juni,” sebut Dadan.
Dadan menyebutkan total luasan sawah siap panen sekitar 200 ribu hektare yang akan menghasilkan gabah kering giling (GKG) rata – rata 5,7 ton per hektare atau total sekitar 1,1 juta ton GKG.
“Hasil berasnya jadi berapa, tinggal dikalikan 57,7 persen. Menurut hitungan BPS gabah kering giling dikonversi ke beras itu 57,7 persen,” jelasnya.
BACA JUGA: Pj Gubernur: Stok Beras di Jabar Tidak Defisit
Sementara itu, Penjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin memastikan stok beras di Jabar tidak defisit dan mencukupi hingga lebaran nanti.
Menurut Bey, saat ini stok beras di gudang masih mencukupi. Dalam kalender, Hari Raya Idul Fitri jatuh pada 10 – 11 April 2024 dan pada saat itu Jabar akan panen raya.
“Stok beras Jabar sampai Lebaran aman, dan tidak dalam situasi defisit,” ujar Bey beberapa waktu lalu.
Bey mengatakan, untuk menjaga beras tetap tersedia bagi masyarakat, Pemprov terus berkomunikasi intens dengan Bulog.
“Kami terus berkoordinasi dengan Bulog untuk penyediaan beras di retail-retail (pasar modern),” kata Bey.
Menurut Bey, distribusi beras dari Bulog ke retail kedatangannya bertahap mengingat cadangan beras tersebut harus diproses terlebih dahulu.
“Harus dilakukan pengepakan segala macam, jadi jumlahnya pun (terkesan) sedikit,” katanya.
Bey mengimbau masyarakat tetap tenang menyikapi kelangkaan dan kenaikan beberapa komoditas, alias tidak beli panik (panic buying).
“Sesuaikan belanja dengan kebutuhan untuk menghindari kelangkaan,” tukasnya.
(Budis)