BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron ke Candi Borobudur masih menjadi sorotan meski telah selesai dilaksanakan pada Kamis (29/5/2025).
Berbagai pihak menyoroti banyak hal dari kunjungan ini, termasuk ketika Macron dan Brigitte menyentuh patung Buddha di dalam salah satu stupa. Aksi itu menuai komentar karena tindakan Macron sejatinya adalah mitos bernama Kunto Bimo.
Lalu Apa Itu Kunto Bimo?
Menurut Instagram @konservasiborobudur, Kunto Bimo merupakan mitos yang beredar dan dipercaya masyarakat sekitar Candi Borobudur.
Berdasarkan mitos itu, seseorang yang dapat menyentuh bagian tertentu dari tubuh arca Buddha di dalam sebuah stupa akan mendapat keberuntungan hingga dikabulkan keinginannya.
Mitos itu tersebar dari mulut ke mulut dan turun temurun lintas generasi. Ada banyak interpretasi turunan dari mitos itu, seperti laki-laki harus memegang jari manis atau kelingking arca, sementara perempuan memegang telapak kaki atau tumit.
Kunto Bimo jamak dilakukan di satu stupa berongga belah ketupat di teras bundar pertama dari tingkat ketujuh atau tingkat aruparhatu. Stupa itu terletak di area timur candi atau stupa pertama dari tangga pintu timur.
Munculnya mitos itu membuat arca tersebut dikenal dengan Kunto Bimo. Kunto dianggap berasal dari istilah ‘ngenta-ento’ atau minta-mendapat, sementara Bimo berasal dari tokoh Pandawa yang bersifat pantang menyerah.
Kunto Bimo kemudian diduga berarti tidak menyerah dalam meminta dan mengharap sesuatu.
Larangan Melakukan Kunto Bimo
Meski demikian, kegiatan ini menjadi mitos karena tidak ada asal-usul atau keterkaitan dengan ajaran agama Buddha. Hal serupa juga berlaku bagi makna kata Kunto Bimo yang tersebar tanpa konfirmasi.
Namun, terlepas dari mitos itu, Kunto Bimo tetap dilakukan dalam rentang waktu lama. Beberapa figur ternama pun tercatat pernah melakukan Kunto Bimo, seperti Putra Mahkota Jepang Fumihito hingga Miss Universe 2009 Stefanie Fernandez.
Hingga kemudian, lembaga konservasi Borobudur mulai melarang pengunjung melakukan Kunto Bimo dalam beberapa tahun terakhir. Mitos itu tidak diizinkan dengan berbagai alasan, seperti alasan religius. Kunto Bimo dinilai mencederai simbol religiusitas stupa yang sakral bagi pemeluk agama Buddha.
Baca Juga:
Viral Pembangunan Eskalator di Candi Borobudur, Ini Kata Menteri PU
Prabowo Temani Macron Kunjungi Akmil dan Candi Borobudur Hari Ini
Sebab, pengunjung seringkali menginjak hingga memanjat stupa itu demi mendapat ‘keberuntungan’ yang tidak terkonfirmasi kebenarannya.
Kondisi stupa yang sudah berusia 1.200 tahun itu juga terancam jika terus-menerus diinjak pengunjung karena memicu relief di stupa menjadi aus, bahkan bisa hilang dalam jangka waktu panjang.
Alasan ini pula yang memicu berbagai pihak ramai mengkritik tindakan Macron yang melakukan Kunto Bimo di Candi Borobudur. Aksi itu dinilai mencederai usaha merawat warisan budaya UNESCO.
(Anisa Kholifatul Jannah)