BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kota Bandung, menggelar teater bertajuk Ciung Wanara, dalam gelaran tersebut seluruh aktornya berasal dari luar negara Indonesia.
Sutradara dari acara teater tersebut, Ridzky Firmansyah Fahmi, mengatakan acara tersebut di gagas bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa asing yang ada di Balai Bahasa UPI.
“Acara ini sebetulnya digagas untuk melatih keterampilan mahasiswa asing, jadi kami kan di Balai Bahasa ada program dan mahasiswan dan KNB yang itu dibagi oleh pemerintah Indonesia,” kata Ridzky di sela-sela acara, Jumat (17/5/2024).
“Jadi beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk orang asing yang belajar Bahasa Indonesia di Indonesia, ini juga salah satu soft diplomacy pemerintah Indonesia terhadap kemartabatan Bahasa Indonesia, jadi itu sebabnya acara ini dibuat untuk menampilkan keterampilan mereka dalam berbahasa Indonesia,” sambungnya.
Adapun naskah yang di pilih bertajuk Ciung Wanara tersebut, menurutnya agar bisa dekat dengan budaya lokal.
“Agar mendekatkan dengan budaya lokal yang mereka tinggal disini, karena mereka belajar di Bandung, di Jawa Barat jadi dipilih juga naskah yang memang bernuansa lokal,” ucapnya.
Selain itu, Ridzky mengaku kesulitan saat latihan teater tersebut yakni dari waktu. Sebab, pihaknya harus menyesuaikan waktu latihan untuk gelaran teater tersebut. Selain itu, dari segi bahasa pun pihaknya mengaku kesulitan. Sebab, banyak kosa kata baru hingga susah untuk dilafalkan
“Kesulitannya yang pertama jam, karena jamnya itu biasanya kan mereka terbiasa misalnya beraktifitas mulai jam berapa, nah kami biasanya akan latihan lebih pagi, kemudian yang kedua masalah bahasa ada beberapa kosa kata baru dan itu susah dilafalkan,” ujarnya
Namun, dirinya mengaku telah mencari opsi lain untuk kesulitan tersebut, seperti mengubah sinomin hingga mengubah dialog ke yang lebih mudah.
BACA JUGA: Melacak Jejak Sejarah Teater, Perjalanan Panjang Seni Panggung
Tak hanya itu, Ridzky mengaku kebanyakan dari aktor yang tampil bukan lah aktor sungguhan, jadi menurutnya dari segi vokal hingga gerak tubuh butuh adaptasi yang matang.
“Pada akhirnya kami melakukan substitusi penggantian-penggantian, atau diganti dengan sinonim atau coba ganti dialognya yang lebih mudah, dan ini pun terjadi di akhir, kemudian yang ketiga adalah mereka bukan aktor, nah jadi dari segi vokal itu juga sudah, kemudian dari segi gerak tubuh,” imbuhnya
“Kemudian ekspresi, emosi itu memang susah, memang minim, tapi kami berupaya sebisa mungkin yang pertama dilakukan adalah bedah naskah dulu jadi kami diskusi ini dialognya dilakukan seperti ini, per adegan,” tambahnya.
Adapun untuk waktu latihan gelaran teater tersebut, dirinya mengaku, hanya 2,5 bulan belum termasuk terpotong oleh libur Idul Fitri. Jadi total latihan keseluruhan hanya 2 Bulan.
“Cepat dan ya karena memang mereka semangat juga, kemudian jadwalnya juga cukup padat, di 3 minggu terakhir ini latihan setiap hari, jadi mau tidak mau mereka mengejar target agar lebih fasih dalam menghafal naskah,” katanya.
Para aktor tersebut berasal dari berbagai negara, seperti Korea Selatan, Jepang, Uganda, Tanzania, Mesir, Uzbekistan, India, Tajikistan, Kyrgystan, Sudan, Vietnam, hingga Madagaskar.
“Total aktor ada 21 aktor di tambah 2 pembawa acara dari orang asing juga, dari Palestina dan juga Germany, jadi total yang terlibat semuanya ada 23 aktor mancanegara,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Usk)
