JAKARTA,TM.ID: Komite Wasit PSSI menyampaikan rekapitulasi hasil evaluasi wasit Liga 1 hingga pekan 13, serta ungkap masih adanya wasit yang masih salah dalam mengambil keputusan sehingga berugikan salah satu klub.
Komite Wasita PSSI bekerjasama dengan Komite Wasit Japan Football Association (JFA), beserta FIFA menyelenggarakan pembinaan wasit sebagai pengadil di lapangan dalam kompetisi Liga 1 Indonesia.
Dikutip dari laman PSSI, untuk menjadi Wasit Liga 1 dan Liga 2 PSSI, seorang wasit tidak cukup cuma bermodalkan lisensi C1.
Untuk diketahui, wasit yang dapat memimpin Liga 1 harus mengantongi lisensi C1-A, dan wasit yang dapat memimpin pertandingan Liga 2 harus sudah memiliki lisensi C1-B.
Yoshimi Ogawa, Wakil Ketua Komite Wasit PSSI menjelaskan, proses yang harus dilalui seseorang sampai berhak mengantongi lisansi C1 harus melalui tiga siklus yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Siklus tersebut terdiri dari penugasan, penilaian dan evaluasi, serta edukasi.
BACA JUGA: Polri Selidiki Dugaan Pungli Seleksi Wasit Sepak Bola Liga 1 dan 2
JFA, PSSI dan dibantu FIFA, telah menyusun sistem evaluasi yang terdiri dari 3 tahap untuk setiap pertandingannya.
Tahapan pertama adalah penilaian dari Penilai Wasit di lapangan kemudian penilaian dari Tim Evaluasi PSSI dan penilaian dari JFA.
Yoshimi Ogawa mengatakan, wasit yang membuat keputusan pada level yang sama dengan pemain atau top level, dituntut untuk dapat mengobservasi sebuah insiden dari sudut pandang dan jarak yang sesuai, dan juga dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Posisi dan tanggung jawab sebagai wasit, juga membutuhkan pemahaman yang cukup akan setiap detail kejadian didalam lapangan,” ujar Yoshimi Ogawa.
Ia menegaskan bahwa kesalahan yang dilakukan wasit dalam suatu pertandingan, karena masih kurangnya implementasi dan pemahaman akan hal-hal tersebut.
“Dan kami di Komite Wasit, memohon maaf,” katanya.
Dengan demikian, Komite Wasit PSSI akan selalu mendidik para wasit dengan cara memberi masukan teknis setiap pekannya.
Pembinaan wasit tidak jauh beda dengan pembinaan pemain, yaitu jam bermain untuk memimpin pertandingan, karena kesempatan itu harus diberikan kepada mereka.
Menurutnya, dihentikannya tugas kepada seorang wasit bukanlah merupakan hukuman, melainkan memberinya waktu untuk mengevaluasi kesalahan dan mendapatkan edukasi.
BACA JUGA: Pungli Seleksi Wasit Liga 1, Satgas Anti-Mafia Bola Siap Menelusuri!
“Ke depan, Komite Wasit tidak akan menggunakan kata-kata dihukum, akan tetapi akan menggunakan kata-kata memberikan waktu dan edukasi kepada Wasit,” katanya.
Akan tetapi, kata dia, waktu yang diberikan juga pastinya akan dibatasi, yang akan segera dibuktikan di tengah musim untuk memberlakukan sistem promosi dan degradasi wasit Liga 1 dan Liga 2, sesuai dengan performa mereka.
Menurutnya, perkembangan kualitas wasit adalah kunci dan tolak ukur bagi berkembangnya sepakbola di suatu negara. Hal ini adalah suatu tantangan yang membutuhkan waktu, pemahaman serta kerjasama dari semua pihak.
(Aak)