BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kawasan Bandung Raya, yang di kelilingi oleh gunung-gunung dari segala penjuru, memiliki bentuk cekung yang membuatnya dijuluki Cekungan Bandung. Wilayah ini meliputi Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan sebagian kecil Kabupaten Sumedang.
Bentuk Cekungan Bandung menyerupai baskom dengan dasar yang datar, yang merupakan bekas endapan Danau Bandung Purba.
Semua air hujan yang jatuh di kawasan ini mengalir ke dasar cekungan, menuju titik terendahnya di sepanjang Sungai Citarum.
Keunikan Cekungan Bandung terletak pada pengaruh lingkungan di sekitarnya. Angin siang hari membawa kesegaran dan polusi dari lereng gunung ke puncak, sementara malam hari udara dari gunung turun menyegarkan kota, sekaligus membawa polusi dari warga kota yang beraktivitas di lereng gunung.
Namun, keberadaan Cekungan ini juga diiringi sejumlah tantangan. Penebangan hutan di lereng gunung menyebabkan air tanah tidak dapat terisi kembali, sehingga memicu krisis air bersih di musim kemarau.
Selain itu, air tanah di Cekungan Bandung dangkal dan tidak jernih, mengandung zat besi yang menyebabkan warna cokelat kemerahan dan aroma lumpur.
Tantangan lainnya adalah potensi gempa bumi. Endapan danau yang masih jenuh air dapat memperbesar getaran gempa bumi dibandingkan dengan daerah berbatuan padat.
Sejarah Cekungan Bandung tak lepas dari Danau Bandung Purba yang terbentuk sekitar 105.000 tahun yang lalu akibat letusan Gunung Sunda.
BACA JUGA : Bandung Adalah Danau Purba? Cek Faktanya!
Aliran Sungai Citarum terbendung oleh material letusan, membentuk danau raksasa yang kemudian terisi oleh material dari sungai dan letusan gunungapi seperti Gunung Tangkubanparahu.
Endapan danau yang tebal, terutama di bagian terdalam, mencapai lebih dari 100 meter. Proses pengendapan selama 90.000 tahun membuat permukaan dasar Cekungan menjadi datar.
Warga Cekungan Bandung harus hidup berdampingan dengan tantangan tersebut. Mitigasi bencana gempa bumi menjadi penting, dengan membangun rumah dan gedung tahan gempa, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tindakan yang harus diambil saat gempa terjadi.
(Hafidah Rismayanti/Usk)