BANDUNG, TM.ID : Dehidrasi adalah kondisi di mana tubuh kekurangan cairan. Kondisi ini sering di alami
oleh para pendaki gunung pemula yang meremehkan anjuran stay hydrated. Padahal sudah di kasih tahu, minumlah air sebelum merasa haus.
Artikel berikut ini akan membahas mengenai bagaimana cara mengatasi dehidrasi saat berada digunung.Banyak ditemui pendaki pemula tetap lupa minum walau bibir dan mulut mereka kering. Akibatnya, para pendaki pemula banyak yang terserang dehidrasi.
Perhatikan Gejalanya
Gejala dehidrasi paling umum yang dirasakan pendaki pemula adalah lemah, letih, lesu, sakit kepala, mulut kering, kulit kering, hingga sembelit. Jika kondisi tersebut kamu biarkan, dehidrasi akan semakin parah. Metabolisme tubuh terganggu. Dan kamu akan sakit.
Sebagai catatan dan tentunya harus diingat, Pada ketinggian gunung di atas 3.000 mdpl, dehidrasi parah
dapat memicu acute mountain sickness (AMS). Alhasil, mau tidak mau, teman-temanmu perlu memanggil
SAR untuk melakukan evakuasi.
Berikut cara mengatasi dehidrasi di gunung:
1. Minum air sesuai kebutuhan harian tubuh
Menurut penelitian Michael, dkk, 2005, manusia setidaknya membutuhkan minimal 40cc air minum per
kilogram berat badan per hari. Atau setara dengan 0,04 liter/kg (berat badan)/hari.
Cara pertama untuk mengatasi dehidrasi di gunung adalah minum banyak air. Jika kita dehidrasi, solusi sederhananya adalah minum. That’s it! Tapi, seberapa banyak air yang harus saya minum?
BACA JUGA : Outfit Naik Gunung Paling Nyaman untuk Berpetualang
Catatan: Kenapa di kasih bonus minum? Karena mendaki gunung termasuk olahraga berat. Cairan tubuh
pendaki dapat keluar melalui uap air, keringat, hingga urine. Jadi, tubuh akan lebih banyak mengeluarkan
cairan dari pada aktivitas normal.
2. Minum air dingin sedikit demi sedikit
Pada pembahasan sebelumnya, kami merekomendasikan cara mengatasi pasien yang terserang
dehidrasi di gunung dengan minum air dingin sedikit demi sedikit. Kenapa harus air dingin? simak
alasannya
Pertama, air dingin lebih cepat terserap oleh tubuh dari pada air panas.
Kedua, molekul H2O di dalam air dingin memiliki ikatan yang lebih stabil.
Ketiga, air dingin membuat sensasi sejuk dan menyegarkan dahaga pada pendaki yang dehidrasi.
Air dingin yang di maksud adalah air dengan suhu sekitar 17-27 derajat Celsius. Jadi, jangan disalahartikan
dengan air es.
Ingat kalau orang dehidrasi kasih air es dalam jumlah banyak, suhu tubuh akan menurun. Ini tidak baik
untuk tubuh. Bisa-bisa besoknya dia meriang, flu dan demam.
Saat memberikan air dingin, usahakan jangan menggunakan sedotan. Lebih baik minum menggunakan
gelas atau langsung dari botol air minum. Soalnya, menghabiskan 600 ml air minum dengan sedotan itu
rasanya lama banget. Dan bikin mulut capek.
3. Minum minuman elektrolit pengganti cairan tubuh
Pendaki gunung yang dehidrasi sebenarnya bukan hanya mengalami kekurangan cairan. Dia juga
mengalami ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh. Akibatnya, metabolisme tubuh pendaki gunung
yang terserang dehidrasi terganggu.
Sehingga Menambah cairan elektrolit di dalam tubuh diperlukan.
Gejala paling umum dari gangguan metabolisme di dalam tubuh pendaki, diantaranya:
1. Badan terasa lemah, letih dan lesu.
2. Sakit kepala, mulai dari kepala berat, pusing, hingga vertigo.
3. Mulut terasa kering.
4. Kulit kering.
5. Sembelit.
BACA JUGA :Memilih Tas Gunung, Catat ini Tipsnya
Kondisi ini sudah masuk ke dalam kategori dehidrasi sedang. Solusi terbaik untuk menyeimbangkan
elektrolit tubuh adalah minum minuman pengganti elektrolit. Minuman alami pengganti elektrolit tubuh
adalah air kelapa muda (degan ijo). Ini bagus banget sebagai pengganti ion tubuh. Kalau minuman
pabrikan, kami merekomendasikan Pocari Sweet, Mizone & Isotonik.
4. Buat minuman oral rehydration solution (ORS)
Kasus dehidrasi berat yang lebih ekstrim, yaitu hyponatremia. Kasus ini sering di alami oleh pendaki
gunung dengan waktu tempuh berhari-hari.
Misalnya, 5-10 hari. Aktivitas berat, medan yang ekstrim dan cuaca yang terik menyebabkan tubuh pendaki
berkeringat sangat banyak. Apabila berlangsung selama berhari-hari, tubuh akan kehilangan banyak cairan
dan mineral melalui keringat. Kondisi ini dikenal dengan istilah hyponatremia.
Secara sederhana, hyponatremia adalah dehidrasi berat. Secara medis, hyponatremia adalah kondisi di
mana darah kekurangan garam mineral natrium. Jadi, kadar natrium di dalam darah pendaki jauh di ambang
batas normal.
Natrium sangat penting untuk tubuh. Natrium berfungsi untuk mengendalikan tekanan darah, mengatur sistem keseimbangan elektrolit, dan menyelaraskan kinerja otot.
Pada kasus hyponatremia, permasalahan tidak bisa selesai hanya mengkonsumsi air minum dalam jumlah banyak. perlu memberikan larutan ORS ke dalam tubuh. Oral Rehydration Solution (ORS) adalah larutan garam untuk mengatasi dehidrasi dan diare dalam kondisi sedang hingga berat.
Larutan Oral Rehydration Solution (ORS) sangat mudah diserap oleh tubuh dan cepat menggantikan ion tubuh yang hilang selama pendakian.
Catatan larutan ORS lebih dikenal dengan nama larutan Oralit.
5. Minta bantuan medis untuk melakukan hidrasi intravena
Kondisi terakhir ini biasanya terjadi pada pendaki gunung yang dehidrasi parah.
Pada kondisi dehidrasi parah, pendaki bisa mengalami hyponatremia & hypernatremia.
1. Hyponatremia adalah kondisi dehidrasi di mana darah pendaki kekurangan zat natrium.
2. Hypernatremia adalah kondisi dehidrasi di mana darah pendaki kelebihan zat natrium.
Kedua kondisi tersebut sama-sama memprihatinkan. Hal ini karena keduanya dapat menimbulkan gangguan metabolisme fatal bahkan berujung pada kematian.
(Usamah)