BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Publik Misano datang dengan ekspektasi tinggi, terutama setelah Marco Bezzecchi tampil begitu meyakinkan sepanjang akhir pekan.
Pebalap VR46 Racing ini start dari pole position dan langsung menguasai jalannya lomba. Aura kemenangan semakin terasa setelah sehari sebelumnya ia meraih juara di Sprint Race.
Banyak yang percaya Bezzecchi akan menutup balapan kandangnya dengan “triple manis”, yakni pole, Sprint, dan kemenangan utama.
Namun, balapan penuh tekanan selalu menghadirkan ujian. Di lap-lap tengah, Bezzecchi masih tampak kokoh memimpin, terutama di sektor cepat.
Tetapi di Tikungan 8, sebuah momen kecil menjadi titik balik. Ban depan Desmosedici miliknya nyaris kehilangan grip saat memasuki tikungan, membuat jalur keluar Bezzecchi melebar.
Dalam hitungan detik, peluang emas itu dimanfaatkan Marc Marquez yang menguntit rapat di belakangnya.
Sejak momen itu, pertarungan semakin panas. Bezzecchi berusaha keras menempel, bahkan terus menekan hingga garis finis.
Namun, kecepatan dan konsistensi Marquez di fase akhir balapan terlalu sulit ditandingi. Selisih 0,568 detik di garis finis menjadi bukti betapa ketat duel dua pebalap Ducati ini.
“Saya benar-benar ingin membawa pulang kemenangan untuk para tifosi. Di sektor empat sampai sepuluh, saya mencoba bertahan sekuat mungkin. Tapi satu kesalahan kecil membuat Marc punya celah. Ia lebih cepat, terutama ketika grip ban menurun,” ujar Bezzecchi melansir MotoGP.com, Rabu (17/9/2025).
Meski gagal menang, Bezzecchi pulang dengan pencapaian gemilang, pole position, juara Sprint, dan podium utama. Sebuah paket akhir pekan yang tetap menghadirkan kebanggaan di depan pendukungnya sendiri.
Baca Juga:
Dominasi Ducati di Mugello, Marc Marquez Kian Tak Terbendung
Di sisi lain, Marc Marquez menunjukkan mentalitas khas juara dunia. Sehari sebelumnya ia terjatuh di Sprint, sebuah insiden yang bisa saja meruntuhkan moral.
Namun, Marquez justru datang ke race day dengan semangat baru. Sejak sesi Warm Up, tanda-tanda “kebangkitan” terlihat jelas dari fokus, stabil, dan penuh strategi.
Dalam balapan utama, ia bukan hanya tampil konsisten, tapi juga mencetak fastest lap pada putaran ke-25 sebuah indikasi bahwa energi ekstra masih tersimpan hingga detik terakhir lomba.
“Cara terbaik melupakan kesalahan adalah kembali ke motor dan memberikan segalanya. Pertarungan dengan Bezzecchi sangat ketat, dan saya tahu dia mendapat dorongan tambahan dari balapan kandang. Tapi saya juga punya motivasi besar setelah crash kemarin. Itu membuat kemenangan ini terasa lebih berarti,” ungkap Marquez.
GP San Marino 2025 pun mencatatkan dirinya sebagai balapan penuh drama dengan duel intens, asa publik Misano yang nyaris meledak, serta momentum besar bagi Marc Marquez.
Dengan kemenangan ini, ia semakin dekat menuju gelar dunia pertamanya bersama Ducati Lenovo. Motegi, Jepang, kini menanti sebagai panggung berikutnya, mungkin tempat #93 mengunci sejarah baru.
(Budis)