BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Mahasiswa program International Undergraduate Program (IUP) Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), Afifah Rizky, saat ini tengah menjalani studi double degree di Queensland University of Technology (QUT), Australia. Mahasiswa angkatan 2022 ini memulai programnya pada Juli 2024 dan akan berlangsung hingga 2026.
Dalam wawancaranya, Afifah, yang akrab disapa Sarah, menjelaskan bahwa keputusan untuk mengikuti program double degree di QUT diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor.
“Saya memilih program double degree untuk mahasiswa IUP di UNAIR. Di dalam kelas IUP, terdapat dua jenis kesempatan internasional, yaitu double degree dan exchange. Saya memilih double degree,” tuturnya.
Sarah menambahkan Australia memiliki arti khusus baginya, terutama karena QUT merupakan salah satu universitas mitra UNAIR yang menempati peringkat 250 universitas terbaik dunia versi QS World University Ranking 2025.
“Alasan utama saya memilih QUT adalah karena reputasinya sebagai salah satu kampus terbaik dunia dan banyak alumni UNAIR yang berasal dari sini,” jelasnya, mengutip laman Unair, Selasa(29/10/2024).
Tantangan dan Strategi Menghadapi Perbedaan
Selama empat bulan di Australia, Sarah tidak merasa terkejut dengan perbedaan budaya yang ada. Ia mengungkapkan rasa syukurnya karena banyaknya masyarakat Muslim di sekitarnya.
“Alhamdulillah, banyak orang Muslim di sini dan masyarakat lokal sangat ramah,” katanya.
Namun, ia mengakui perbedaan aksen dalam bahasa Inggris menjadi tantangan tersendiri.
“Awalnya, agak sulit untuk memahami percakapan. Tapi setelah beberapa kali berlatih berbicara dengan teman sekelas, saya mulai merasa lebih nyaman,” jelasnya.
Sebagai mahasiswa yang merantau, Sarah juga harus bijak dalam mengatur keuangan. Untuk mengatasinya, ia mengambil beberapa pekerjaan paruh waktu sebagai tutor matematika dan bahasa Inggris untuk siswa SMA.
“Saya lebih memilih membeli yang penting daripada yang diinginkan,” tambahnya.
Pengalaman yang Membentuk
Menjalani program double degree memaksa Sarah untuk belajar dengan lebih giat. Ia memiliki harapan agar ilmunya dapat bermanfaat bagi masyarakat.
“Saya ingin menerapkan sistem belajar ala Australia di Indonesia, setidaknya dari diri saya sendiri, untuk menjadi contoh bagi orang lain,” ungkapnya.
Di akhir wawancara, Sarah menyampaikan bahwa meskipun menghadapi berbagai ujian dan tantangan, ia akan terus berusaha sebaik mungkin.
BACA JUGA: Cerita Inspiratif Mahasiswa Unej, Sebagian Beasiswa KIP-K Jadi Modal Usaha
Afifah Rizky menganggap kesempatan studi double degree yang ia jalani ini sebagai pengalaman untuk terus berkembang, belajar, dan yang paling penting, mengejar ridha Allah.
(Virdiya/Aak)