BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Duck syndrome adalah kondisi di mana seseorang tampak tenang dan bahagia di luar, tetapi sebenarnya ada kepanikan dan masalah dalam diri mereka karena tekanan lingkungan.
Fenomena ini disebut duck syndrome atau karena penderita mirip dengan bebek yang berenang. Bebek tampak tenang di permukaan air, namun kakinya bekerja keras di bawah air untuk tetap mengapung.
Banyak orang yang tidak menyadari jika terkena sindrom ini. Mungkin kamu sendiri juga tidak menyadari jika mengalaminya.
Tanda-tanda yang jelas adalah penderita mengalami stres yang luar biasa tetapi berusaha memasang wajah tersenyum. Selain itu, mereka juga terlihat gelisah, biasanya punya kebiasaan menggigit kuku.
Self Love
Self love adalah kemampuan untuk menerima diri apa adanya. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan tidak memforsir diri dalam menghadapi masalah.
Belajar mengukur kemampuan diri dan bekerja sesuai kapasitas adalah langkah penting.
Jangan lupa memuji diri sendiri saat berhasil menyelesaikan sesuatu dengan baik. Memberikan pujian pada diri sendiri dapat meningkatkan suasana hati dan rasa percaya diri.
Curhat dengan Orang Terdekat
Saat menghadapi masalah, tidak ada salahnya berbagi dengan teman atau orang yang dipercaya. Berbagi masalah dapat membuat beban terasa lebih ringan dan memberikan wawasan baru untuk mencari solusi.
Melepaskan ketegangan dengan berbagi masalah dapat membantu mengatasi duck syndrome.
Melakukan Relaksasi
Jika merasa lelah dan banyak pikiran, relaksasi adalah cara yang tepat untuk mengatasi stres. Relaksasi adalah metode efektif untuk menjaga kesehatan mental.
Meluangkan waktu untuk meditasi, yoga, menjalankan hobi, mengatur pernapasan, atau mendengarkan musik favorit bisa membantu mengurangi stres.
Menjalankan Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan mengurangi risiko duck syndrome. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, berolahraga teratur, cukup istirahat, mengelola stres, dan menghindari kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol adalah langkah-langkah penting yang dapat diambil.
BACA JUGA: Perbedaan Sindrom Stockholm dan Trauma Bonding
Minta Bantuan Profesional
Jika cara-cara di atas tidak berhasil mengatasi, saatnya meminta bantuan profesional. Konsultasi dengan psikolog, psikiater, atau terapis bisa memberikan arahan dan bantuan yang diperlukan. Mereka mungkin akan merekomendasikan pengobatan tertentu untuk membantu pemulihan. Ikuti arahan profesional untuk mengatasi sindrom ini.
(Kaje/Budis)