Bupati Garut Ungkap Anak Tak Lanjut Sekolah, Ini Komitmen Pemerintah di SPMB 2025

Penulis: hafidah

Bupati Garut
Bupati Garut (instagram/@bupatigarut)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Garut kembali jadi sorotan setelah Bupati Abdusy Syakur Amin menyampaikan keprihatinan mendalam terkait turunnya angka partisipasi sekolah di wilayahnya.

Hal itu diungkapkan dalam momen penandatanganan komitmen bersama mendukung pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Pelajaran 2025/2026, yang berlangsung di Ruang Pamengkang, Kecamatan Garut Kota, pada Sabtu, 14 Juni 2025.

Bupati Syakur menyebut bahwa agenda ini bukan sekadar administratif, tetapi sekaligus menjadi peluang strategis untuk membangkitkan semangat para siswa dan orang tua agar tak putus sekolah. Ia dengan tegas mengatakan:

“Dari tadi juga saya sampaikan bahwa ada kecenderungan orang itu tidak melanjutkan sekolahnya. Ini yang harus kita pecahkan solusinya supaya tidak terjadi seperti itu lagi. Kami berharap dari tahun ke tahun tetap naik,” ucapnya mengutip dari RRI pada Senin (16/6/2025).

Pernyataan ini tak datang tanpa alasan. Dalam pidatonya, Bupati juga memaparkan data pertumbuhan penduduk di Garut yang cukup signifikan.

Setiap tahun, angka kelahiran rata-rata mencapai lebih dari 50 ribu jiwa. Sayangnya, lonjakan populasi ini tidak diimbangi dengan ketersediaan lembaga pendidikan yang memadai.

Baca Juga:

Status Verifikasi Pendaftar SPMB Jabar 2025 “Sedang Diperiksa” Maksudnya Apa?

Simak, Cara Ubah Data di SPMB Jabar 2025!

Langkah serius pemerintah soal SPMB

“Jumlah SD di Garut ada sekitar 1.600 satuan pendidikan. Tapi SMP-nya hanya sekitar 400-an. Ini fakta di lapangan yang menuntut perhatian serius pemerintah dalam pembangunan bidang pendidikan,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa SPMB menjadi momen penting untuk menunjukkan keseriusan pemerintah daerah, terutama dalam menyediakan pendidikan yang inklusif dan terjangkau untuk semua lapisan masyarakat.

Selain itu, Bupati Syakur juga menekankan bahwa sistem penerimaan siswa baru harus berjalan dengan bersih, adil, dan transparan. Hal ini sangat penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan di Garut.

“Jadi tidak ada praktik-praktik yang tidak semestinya dalam proses ini dalam sistem penerimaan siswa baru. Jadi berjalan dengan transparan, adil, fair, kemudian juga objektif sehingga masyarakat merasa diperlakukan dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dinas pendidikan, kepala sekolah, hingga tokoh masyarakat yang turut memberikan dukungan terhadap komitmen Pemkab Garut dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

(Hafidah Rismayanti/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
WhatsApp Image 2025-06-17 at 15.00
Dosen dan Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Desain UNIBI Bantu Aktivasi Medsos Klinik Permata Jati Garut
354421_2ojh0x0p_obqxaokg_lx7rsux
DPRD Kota Bandung Dorong Reaktivasi Bandara Husein Sastranegara
pemerkosaan massal 1998-1
DPR-MPR Ingatkan Fadli Zon Tak Hapus Kasus Pemerkosaan Massal 1998
Job Fair Kota Bandung
Harapan Penyandang Disabilitas di Tengah Job Fair Kota Bandung
komisioner KPU diperiksa KPK
Komisioner KPU Gorontalo Terseret Skandal Proyek Fiktif Kemnaker
Berita Lainnya

1

Mengawal Janji Konstitusi: Pendidikan Dasar Gratis Untuk Siapa?

2

Pattern Recognition dalam Psikologi Kognitif: Mekanisme, Fungsi, dan Faktor yang Mempengaruhinya

3

DJP Jawa Barat Sita 133 Aset Penunggak Pajak Senilai Rp16,69 Miliar

4

Ketangguhan Zarco Tak Bisa Tutupi Luka Honda, Aleix Espargaro Buka-bukaan Masalah RC213V

5

Menunggu di Lorong Kota
Headline
sengketa 4 pulau-1
Prabowo Resmi Putuskan Kembalikan 4 Pulau ke Aceh
rumah subsidi 18 meter persegi
Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dinilai Bukan Standar Manusia
Trump Umumkan Tarif Impor Baru, Indonesia Kena 32 Persen
Kecewa Pada Apple, Donald Trump Luncurkan Smartphone T1
batu bara china di indonesia
Jangan Kaget! Peredaran Batu Bara China di Indonesia Makin Meluas

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.