BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Nama Najwa Shihab mendadak menjadi trending topic di platform X (sebelumnya Twitter).
Hal ini bermula dari sebuah postingan di akun base yang mempertanyakan alasan di balik hujatan yang diterima jurnalis kritis tersebut belakangan ini.
“Ini kenapa buku mba Najwa Shihab dibakar gini deh?? liat komenannya juga pada ngatain katanya mba nana orang yg numpang dari Yaman blablabla gitu lahh, emang salah apa dah perasaan mba nana gapernah aneh2,” tulis akun @tanyakanrl pada Senin (28/10/2024).
💚 ini kenapa buku mba Najwa Shihab dibakar gini deh?? liat komenannya juga pada ngatain katanya mba nana orang yg numpang dari Yaman blablabla gitu lahh, emang salah apa dah perasaan mba nana gapernah aneh2 🥲🥲 pic.twitter.com/TVC0KbU5cN
— Tanyarl 💚 (@tanyakanrl) October 27, 2024
Buku “Catatan Najwa” yang menjadi objek pembakaran tersebut memang dikenal sebagai buku refleksi Najwa Shihab yang membahas isu-isu politik panas dengan sindiran tajam dan menohok.
Beberapa netizen di X turut mengomentari postingan tersebut.
“ntu buzzer buzzer takut dibabat habis ama mba najwa shihab ga sih, ga terima kritikan,” tulis @iriwt.
Salah satu konten kreator TikTok bernama Ali Hamza, misalnya, diketahui sering menyerang Najwa Shihab dengan konten-kontennya.
“Temen temen bisa familiar sama konten kreator ini, pembahasan-nya serempak dan jarak waktu upload ga jauh berbeda satu sama lain. Sama persis dengan peringatan darurat, mereka ada di pihak kontra dan serempak,” tulis akun @raffimulyaa.
Akun BOT
Setelah ditelusuri, komentar-komentar di akun TikToker tersebut menunjukkan pola yang mencurigakan. Grafik menunjukkan tipikal waktu komentar yang konstan naik dan turun dalam rentan waktu yang singkat.
BACA JUGA : Akun Fufufafa Jadi Sorotan, Gibran Rakabuming Dinasihati Najwa Shihab
Selain itu, ada sekitar 80 momen di mana belasan hingga puluhan akun berbeda memposting komentar secara serempak pada waktu yang sama. Hal ini menguatkan dugaan bahwa komentar-komentar tersebut bersumber dari akun BOT.
Akun BOT adalah akun yang telah diprogram atau dirancang sehingga bisa bekerja secara otomatis untuk sebuah tujuan tertentu. Dari 21 ribu komentar yang ditelusuri, hampir 20 persen di antaranya selalu mengandung frasa “bubarkan” dan “UNHCR”, seolah kedua kata tersebut harus selalu diulang untuk menanamkan pesan terselubung.
Serangan terhadap Najwa Shihab yang jadi trending ini menimbulkan perbincangan tentang kebebasan berekspresi dan kebebasan pers di Indonesia.
(Hafidah Rismayanti/Budis)