BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia pada Kuartal II 2025 tumbuh sebesar 5,12 pesen secara tahunan (Year on Year). Pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB).
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
“Pertumbuhan Indonesia pada kuartal II 2025 bila dibandingkan dengan kuartal II 2024 atau secara ‘yoy’ tumbuh sebesar 5,12 persen,” kata Edy.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi tumbuh sebesar 4,04 persen bila dibandingkan dengan kuartal I 2025 atau secara ‘quarter-to-quarter’.
BPS mencatat, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) pada triwulan II 2025 mencapai Rp5,95 kuadriliun. Sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp3,39 kuadriliun.
Dilihat dari komponen nya, Edy mengatakan, konsumsi rumah tangga menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 54,25 persen.
“Sektor ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi dengan andil 2,64 persen dari total 5,12 persen pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Edy.
Ia menjelaskan bahwa Konsumsi rumah tangga terus tumbuh seiring meningkatnya belanja kebutuhan primer dan mobilitas Masyarakat khususnya selama periode libur sekolah dan libur hari raya keagamaan.
“Kebutuhan bahan makanan dan makanan jadi meningkat karena aktivitas pariwisata selama periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah,” ujarnya.
Baca Juga:
BPS Rilis Data Terbaru Jumlah Penduduk Miskin Jawa Barat, Kabupaten Bandung ke-4 Terbanyak!
BPS Sebut Fenomena Rojali Jadi Sinyal Ekonomi Tertekan bukan Cermin Kemiskinan
Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menjadi komponen penyumbang terbesar kedua setelah konsumsi rumah tangga, dengan kontribusi terhadap PDB mencapai 27,83 persen.
PMTB menyumbang pertumbuhan ekonomi dengan andil sebesar 2,06 persen dari total pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan PMTB tersebut didukung oleh aktivitas investasi yang positif, terutama di sektor konstruksi.
Sementara itu, komponen ekspor dan impor mencatatkan pertumbuhan paling tinggi. Kedua komponen ini masing-masing mencatatkan pertumbuhan hingga sebesar 10,67 persen dan 11,65 persen.
Edy menjelaskan bahwa pertumbuhan Ekspor ini didorong seiring meningkatnya pengiriman nonmigas dan tingginya kunjungan wisatawan mancanegara. Sementara pertumbuhan impor didorong oleh naiknya permintaan barang modal serta bahan baku dan penolong, baik dari sisi nilai maupun volume.
Dari segi wilayahnya, pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2025 masih didominasi oleh provinsi-provinsi di Pulau Jawa, dengan kontribusi sebesar 56,94 persen terhadap total PDB nasional.
(Raidi/Budis)