BPBD: Ratusan Jiwa di Jember Terancam Tanah Retak Rawan Longsor

Penulis: distopia

jember
Petugas BPBD Jember memantau retakan tanah yang berada di Desa Sucopangepok, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember. (Antara)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JEMBER,TM.ID: Sekitar 500 jiwa 150 kepala keluarga terancam bencana tanah longsor akibat retakan tanah di di Desa Sucopangepok, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

“Hasil pemantauan kami bahwa dampak dari keretakan tanah itu menyebabkan lahan persawahan milik warga mengalami penurunan tanah sekitar 30 cm dan mengalami keretakan tanah dengan lebar 20 cm,” kata Kepala BPBD Jember, Sigit Akbari di Jember, Jumat (10/3/2023).

Selain itu, kata dia, jalan desa juga terdampak retakan tanah, dan retakan tanah pada lahan atau sawah warga terlihat panjangnya sekitar sekitar 1.000 meter persegi.

“Kami memberikan rekomendasi agar dilakukan kegiatan penanaman vetiver atau sejenisnya di beberapa lokasi agar dapat mencegah terjadinya longsor di kawasan tersebut,” tuturnya.

BACA JUGA: Si Jago Merah Hanguskan 6 Kamar Kos dan 1 Rumah di Malut

Menurutnya, perlu dilakukan pemasangan rambu rawan longsor di daerah setempat. Pihak BPBD Jember meneruskan laporan kejadian itu dengan mendatangkan Badan Geologi Kementerian ESDM terkait retakan tanah untuk pendalaman dan pengkajian.

“Kami imbau masyarakat di Dusun Karanganyar, Desa Sucopangepok meningkatkan kewaspadaannya terhadap ancaman tanah longsor akibat retakan tanah itu,” katanya.

Untuk mencegah retakan tanah semakin lebar, lanjut dia, retakan itu segera ditutup kembali supaya tidak terjadi resapan air yang langsung dan memperparah retakan itu.

“Ke depan, setelah musim hujan ini segera dilakukan penghijauan di lereng Gunung Argopuro, karena memang sedikit pohon yang dapat mengikat air,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Nganjuk Sumber Harto yang ikut memantau retakan tanah di Desa Sucopangepok mengatakan bahwa adanya air yang merambat sampai ke bawah itu menjadi bidang gelincir yang paling utama, bisa menyebabkan tanah retak, bahkan longsor.

“Untuk itu early warning system (EWS) yang ada dioptimalkan fungsinya, bila ada pergerakan tanah bisa meminimalisasi korban yang terdampak oleh tanah longsor itu,” katanya.

(Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Screenshot_20250626_235541_WhatsApp
Resmi Digelar, Festival Permainan Rakyat Jawa Barat Berlangsung Meriah
Fetty Anggrainidini
Fetty Anggrainidini: Tata Kelola Anggaran Daerah Harus Transparan dan Berpihak pada Kepentingan Publik
Pajak Toko Online
Pemerintah Susun Aturan Baru, Toko Online di Shopee hingga Tokopedia akan Kena Pajak
Ketua RT melakukan pencabulan
Ngeri! Ketua RT di Tasikmalaya Cabuli Anak di Bawah Umur
mitsubishi xpander ultimate 2025
Mitsubishi Xpander Ultimate 2025 Meluncur, Adopsi Fitur Keselamatan Baru!
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Telkom University Gelar Pelatihan Literasi Digital dan Etika AI bagi Remaja Kelurahan Tamansari Bandung

3

Dilema Bandara, Kemenhub Kaji Reaktivasi Husein, Bandung Desak Akses Udara Dipulihkan

4

Erwin Gaungkan Perang terhadap Bank Emok: UMKM Harus Naik Kelas, Bukan Terjerat Utang!

5

Setelah Diresmikan Persib, Alfeandra Dewangga Diminta Bobotoh Untuk Hitamkan Rambut
Headline
Manchester City
Link Live Streaming Juventus vs Manchester City Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
Real Madrid
Link Live Streaming RB Salzburg vs Real Madrid Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
aturan baru pendakian gunung rinjani
Imbas Kematian Juliana Marins, Pemprov NTB Siapkan Aturan Baru Pendakian Gunung Rinjani
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.