YOGYAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menginformasikanmenetapkan status siaga darurat bencana kekeringan, meskipun tiga kabupaten lain di DIY, yaitu Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman telah melakukannya.
Keputusan tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan di Kabupaten Bantul. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul, Antoni Hutagaol menjelaskan, situasi di lapangan dan permintaan air bersih dari masyarakat menjadi faktor utama dalam keputusan itu.
“Kabupaten Bantul masih belum mengeluarkan status siaga kekeringan, karena kami masih melihat situasi kondisi di lapangan seperti permintaan air bersih dari masyarakat,” katab Antoni melansir Antara, Kamis (15/08/2024).
BACA JUGA: BMKG Peringatkan Potensi Gempa Megathrust di Indonesia, Selat Sunda dan Mentawai Berisiko Tsunami
Salah satu pertimbangan penting adalah perkembangan cuaca terkni dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Data cuaca itu berperan untuk BPBD dalam memahami potensi dampak kekeringan dan memprediksi kebutuhan air bersih di masa mendatang. Hingga saat ini, permintaan air bersih di Bantul belum begitu signifikan dan merata seperti di daerah lain yang telah menetapkan status siaga.
BPBD Bantul baru menerima lima permohonan distribusi air bersih dari masyarakat sampai saat ini. Dari lima lokasi tersebut, dua di antaranya mengalami kerusakan pada pompa air, sehingga memerlukan bantuan segera. BPBD telah merespons permohonan itu dengan mengirimkan bantuan air bersih sesuai kebutuhan di masing-masing lokasi.
BPBD Bantul tidak bekerja sendiri dalam menangani potensi kekeringan. Koordinasi internal dengan berbagai pihak seperti PMI dan Tagana Dinsos Bantul terus dilakukan untuk memastikan kesiapan apabila kondisi memburuk. Hal itu termasuk upaya koordinasi untuk status siaga darurat jika diperlukan di kemudian hari.
Berdasarkan pemetaan risiko, terdapat beberapa wilayah di Bantul yang berpotensi mengalami kekeringan jika musim kemarau terus berlanjut. Kecamatan Imogiri, Dlingo, Pleret, Piyungan, serta sebagian kecil wilayah Pajangan dan Pandak tercatat sebagai daerah yang rawan terdampak kekeringan.
Menurut Antoni, wilayah-wilayah tersebut telah menunjukkan pola yang sama seperti tahun 2023. Pada tahun sebelumnya, kemarau panjang menyebabkan masalah kekeringan yang cukup serius di daerah-daerah tersebut. Oleh karena itu, BPBD Bantul tetap siaga untuk menghadapi kemungkinan terburuk jika situasi cuaca tidak membaik.
BPBD Bantul membuka jalur bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan air bersih akibat kekeringan. Prosedur permohonan cukup sederhana, yaitu dengan mengajukan surat permohonan yang disahkan oleh pihak kelurahan.
Kemudian, permohonan yang diterima, selanjutnya BPBD akan menindaklanjuti dengan pengiriman bantuan air bersih ke lokasi yang membutuhkan.
Setelah menerima bantuan air bersih, masyarakat diimbau untuk menggunakan air dengan bijak. Pemakaian air harus sesuai dengan kebutuhan utama, dan masyarakat diminta untuk saling berbagi dengan tetangga sekitar yang mungkin juga membutuhkan.
(Saepul/Usk)