BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sebagai pengembangan dari BSPI 2019-2024, dengan beberapa fokus utama mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, Bank Indonesia akan meluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) tahun 2025-2030.
“Digitalisasi akan menjadi kunci utama dalam bauran kebijakan Bank Indonesia. Terutama untuk mendorong kemajuan sistem pembayaran yang sudah dikembangkan melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI),” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
Hal ini disampaikan saat Konferensi Internasional. Bertema ‘Policy Innovation in a Turbulent World: Embracing digitalization and Artificial intelligence Amid Global Uncertainty’, Senin (29/7/2024).
Menurut Perry, ada lima fokus utama dalam BSPI 2025-2030 yang sejalan dengan visi BI menjadi bank sentral digital terbaik. Di mana BI akan mengedepankan inovasi digital termasuk pemanfaatan Artificial Intelligence.
“Pertama, BI akan membangun dan memperkuat infrastruktur sistem pembayaran ritel. Untuk itu BI mengundang pelaku usaha sistem pembayaran swasta untuk berkolaborasi dalam fast payment BI,” ucap Perry.
Kedua, BI akan memodernisasi infrastruktur wholesale sistem pembayaran agar terkoneksi dengan sistem pembayaran ritel dalam ekosistem internasional. Di antaranya melalui fitur Real Time Gross Settlement (RTGS).
Ketiga, BI akan melakukan penguatan infrastruktur data sistem pembayaran bank maupun non-bank yang terintegrasi dan teregulasi dengan aman. Selain itu, BI akan terus mendorong tumbuhnya inovasi dalam sistem pembayaran.
“Keempat, BI akan membangun infrastruktur perluasan akses dengan mengkonsolidasi industri sistem pembayaran antara big player dan small player. Sehingga terwujud ekosistem sistem pembayaran digital yang inklusif,” ujar Perry.
BACA JUGA: Bank Indonesia Perkirakan Kinerja Industri Manufaktur Naik di Kuartal III 2024
Kelima, BI akan mengembangkan Central Bank Digital Currency (CBDC). Pengembangan CBDC menjadi manifestasi peranan BI meningkatkan efisiensi pembayaran domestik dan kebijakan moneter.
Gubernur BI juga menyebut, Bank Sentral harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan inovasinya, serta memitigasi risikonya. Sehingga memanfaatkan inovasi teknologi dapat menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
(Usk)