BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kontribusi laju tanam padi di daerah Jawa Timur mencapai 25 persen dari total luas tanam nasional pada April 2025. Angka ini menjadi yang terbesar di Indonesia, sekaligus menjadikan Provinsi Jawa Timur (Jatim) sebagai lumbung pangan nasional.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan capaian ini merupakan hasil dari komitmen dan kerja keras seluruh elemen di Jawa Timur untuk memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan.
Ia menyampaikan data dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian menunjukkan realisasi gerakan tanam serentak padi pada April telah mencapai 924.989 hektare di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, Jawa Timur memberikan kontribusi sebesar 227.802 hektare sejak awal hingga 22 April.
“Artinya jika dilihat prosentase tanam padi Jatim berkontribusi cukup besar terhadap capaian nasional,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/4).
Lebih lanjut, Khofifah juga mengungkap perkiraan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan luas panen padi periode Januari-Mei 2025 di Jawa Timur mencapai 964.768 hektare.
Angka ini meningkat 12,19 persen atau sekitra 104.811 Ha dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar 859.957 hektare.
“Luas panen ini menjadi yang terbesar dibanding dua Provinsi terbesar penghasil padi, yaitu Jawa Tengah sebesar 811.994 Ha dan Jawa Barat sebesar 753.287 Ha,” imbuh dia.
Baca Juga:
Impor Beras Januari-Maret 2025 Turun Drastis Hingga 92 Persen
Fokus Ketahanan Pangan, Indonesia Tolak Tawaran Ekspor Beras ke Malaysia
Selain itu, dalam upaya memperkuat produksi pangan, Provinsi ini juga berpartisipasi dalam kegiatan tanam serentak nasional yang dipimpin langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Pada kegiatan tersebut, Jawa Timur juga melakuka dua metode penanaman padi yakni secara manual dan dengan mesin transplanter untuk mempercepat proses tanam sekaligus meningkatkan efisiensi kerja petani.
Khofifah pun menegaskan, bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mengawal program percepatan tanam untuk mendukung target produksi nasional.
“Jika percepatan tanam dilakukan maka akan dapat membantu meningkatkan produksi, efisiensi, dan pendapatan petani, serta meningkatkan ketahanan pangan nasional,” katanya.
Sejumlah langkah percepatan tersebut antara lain dilakukan dengan percepatan proses panen, dukungan penyerapan gabah oleh Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram, serta penguatan penyediaan bibit melalui metode penyemaian luar lahan.
Khofifah berharap tingginya kontribusi Jatim dalam laju tanam padi dan statusnya sebagai lumbung pangan nasional dapat menjadi motivasi bagi petani untuk terus meningkatkan produktivitas, serta mengembangkan inovasi di bidang pertanian.
“Kami bersyukur Jawa Timur bisa mencatatkan laju tanam padi tertinggi nasional. Harapannya, ini menjadi pemacu semangat untuk terus berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional,” pungkas dia.
(Raidi/Usk)