BALI, TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) sedang menggalakkan upaya mitigasi untuk melindungi cagar budaya dari ancaman bencana alam yang kian meningkat.
Langkah ini diambil sebagai respons langsung terhadap cuaca ekstrem dan perubahan iklim, yang baru-baru ini ditunjukkan oleh bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah daerah di Bali awal pekan ini.
Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, menyampaikan instruksinya langsung kepada seluruh jajaran Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) untuk segera memeriksa dan mencatat kondisi cagar budaya di seluruh tanah air.
Pernyataan ini disampaikannya di sela-sela pembukaan Festival Barong di Taman Ayun Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (27/9/2025).
“Saya minta seluruh tim Balai Pelestarian Kebudayaan untuk mengecek cagar budaya kita. Seluruh jajaran Kementerian Kebudayaan di BPK di sini untuk terus mencatat, menganalisis cagar budaya yang rawan banjir, gempa, dan pohon tumbang,” tegas Giring.
Tindakan nyata telah dilakukan dengan menggelar rapat koordinasi bersama BPK Wilayah XV yang mencakup Bali dan Nusa Tenggara selama kunjungan kerjanya di Bali.
Rapat tersebut bertujuan memetakan situs-situs cagar budaya yang paling rentan terhadap dampak bencana alam. Saat ini, tim BPK dilaporkan sedang menjalankan pemetaan tersebut sebagai langkah antisipasi.
Bencana yang memicu kewaspadaan tinggi ini terjadi pada Rabu dini hari, 10 September 2025, di mana banjir besar dan tanah longsor melanda tujuh kabupaten/kota di Bali secara serentak, dipicu oleh hujan ekstrem yang berlangsung sejak sehari sebelumnya.
Di sisi lain, upaya pelestarian juga diperkuat dengan mendorong penetapan objek-objek baru sebagai cagar budaya.
Pemerintah sedang menganalisis sejumlah objek diduga cagar budaya yang masih banyak tersebar di berbagai daerah.
“Kami bekerja sama dengan para bupati, wali kota, gubernur juga agar bisa naikkan tingkatnya ke tingkat nasional,” tambah Giring.
BACA JUGA
Pasca Demonstrasi, Enam Bangunan Termasuk Cagar Budaya Ludes Dibakar
Madura Ethnic Carnival 2025: Lestarikan Budaya, Gerakkan Ekonomi Kreatif
Pelestarian tidak hanya berfokus pada benda berwujud. Kebudayaan tak benda, seperti kesenian tari Barong yang menjadi tema festival, juga mendapat perhatian dengan menjadi wahana ekspresi baru.
“Kami juga mendorong dan membuka agar muncul tari baru, ekspresi budaya baru,” pungkas Wakil Menteri Giring.
(Aak)