PANGANDARAN, TEROPONGMEDIA.ID — Sebuah kabar gembira datang dari Pusat Reintroduksi Banteng Jawa di Cagar Alam Pananjung, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, melalui siaran pers Nomor: SP.142/HUMAS/PP/HMS.3/7/2025 memaparkan, seekor bayi Banteng Jawa (Bos javanicus javanicus) berhasil lahir pada Minggu (27/7/2025) pukul 06.00 WIB, menandai keberhasilan pertama program pengembangbiakan di pusat konservasi ini.
Bayi banteng jawa tersebut merupakan keturunan dari induk bernama Uchi, salah satu dari empat banteng yang dilepasliarkan di hutan konservasi Pangandaran oleh Menteri Kehutanan pada 11 Desember 2024 bersamaan dengan peresmian pusat reintroduksi. Kelahiran ini menjadi bukti nyata kesuksesan program konservasi setelah Banteng Jawa dinyatakan punah di kawasan Pananjung Pangandaran pada 2023.
Pusat reintroduksi ini mengembangkan sistem pengembangbiakan semi-alami dengan dua pasang banteng jawa yang berasal dari tiga lembaga konservasi berbeda. Uchi berasal dari Taman Safari Indonesia Bogor, didampingi Bindi dari Taman Safari Prigen, serta dua pejantan bernama Bejo dan Senta dari Taman Safari Gianyar, Bali. Pemilihan indukan dari berbagai sumber ini bertujuan meningkatkan keragaman genetik populasi banteng jawa.
BACA JUGA
Pemerintah Luncurkan Inovasi Pendanaan Kawasan Konservasi Laut Pertama di Dunia
Buru Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, Suhendi Divonis 12 Tahun Bui
Kawasan konservasi seluas lima hektare ini dikelola oleh sembilan petugas khusus yang bertugas memantau dan merawat satwa langka tersebut. Mulai dari penyediaan pakan, nutrisi tambahan, pemeriksaan kesehatan rutin, hingga pemantauan masa birahi dan pemeliharaan habitat. Sistem pengelolaan semi-alami ini dirancang untuk mempersiapkan banteng-banteng tersebut dapat kembali ke alam liar sepenuhnya.
Keberhasilan kelahiran bayi banteng ini tidak hanya menjadi prestasi bagi dunia konservasi Indonesia, tetapi juga membawa harapan baru bagi kelestarian satwa endemik Jawa yang terancam punah. Program ini sekaligus menandai kembalinya Banteng Jawa ke habitat aslinya setelah absen selama dua tahun terakhir.
(Aak)