BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Manajer Barcelona, Xavi Hernandez dan penjaga gawang Marc-Andre ter Stege, sangat kecewa terhadap minimnya teknologi garis gawang di sepak bola Spanyol usai dikalahkan 3-2 dari oleh Madrid di El Clásico.
Diketahui, LaLiga di antara liga-liga papan atas Eropa, adalah salah satu yang masih belum menerapkan teknologi garis gawang, sebuah keputusan yang menyebabkan kontroversi setelah insiden pada pertandingan tersebut. VAR menolak gol Lamine Yamal karena dianggap tidak melewati garis gawang, yang memicu frustrasi tim Barcelona.
“Saya tidak punya kata-kata untuk menjelaskan apa yang terjadi di garis gawang,” ungkap ter Stegen dengan emosi. “Ini memalukan bagi sepak bola. Ada banyak uang di industri ini, tapi tidak untuk hal yang penting.”
Mendukung komentar penjaga gawangnya, Xavy mengatakan Laliga sebagai liga kelas dunia sangat memalukan.
“Sangat memalukan karena tidak ada teknologi garis gawang. Jika kami ingin mengatakan ini adalah liga terbaik di dunia, kami membutuhkannya,” kata dia.
Setelah kekalahan yang pahit, Barcelona mengalami kekecewaan mendalam atas kurangnya teknologi garis gawang dalam sepak bola Spanyol.
BACA JUGA: Profil Komang Teguh, Torehkan Sejarah Melalui Tandukan Mautnya di Piala Asia U23 2024
Presiden LaLiga, Javier Tebas, merespons kritik ini dengan membandingkannya dengan kesalahan yang terjadi di liga-liga lain, yang memicu pertanyaan tentang alasan di balik penolakan untuk mengadopsi teknologi yang diperlukan ini.
Sementara itu, Xavi sebagai manajer Barcelona, tetap setia pada semangat timnya.
“Saya bangga dengan tim, terutama di babak kedua. Kami telah mencoba. Kami bermain bagus, namun kesalahan membuat kami kalah.”
Pernyataan ini menggarisbawahi keteguhan semangat Barcelona di tengah tantangan, menyoroti rasa bangga atas usaha yang diperlihatkan bahkan dalam kekalahan.
Ini adalah cerminan dari komitmen mereka untuk tetap bersatu dan berjuang hingga akhir, terlepas dari rintangan yang mereka hadapi.
Kekalahan Barcelona dalam pertandingan dramatis El Clásico menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan pelatih mereka, Xavi Hernandez, yang telah diwarnai oleh spekulasi sejak pengumuman pengunduran dirinya.
Namun, Xavi menegaskan bahwa saat ini bukanlah waktu untuk memikirkan masa depannya, melainkan untuk fokus pada pertandingan berikutnya dan tujuan mereka untuk kembali bersaing di Piala Super Spanyol.
Sementara itu, meskipun LaLiga telah menyaksikan pertandingan yang memukau, kurangnya teknologi garis gawang tetap menjadi fokus utama.
Hal tersebut memicu pertanyaan serius tentang kesetaraan dan integritas dalam kompetisi yang sangat berpengaruh ini.
Ketika keputusan krusial seperti itu bergantung pada penilaian manusia, alih-alih teknologi yang lebih objektif, maka keraguan tentang keadilan dan kesetaraan dalam sepak bola semakin muncul. Ketidakpastian seperti ini mengganggu integritas kompetisi dan menimbulkan keraguan terhadap keadilan aturan.
(Dist)