JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah China belum lama ini mengumumkan kebijakan baru yang akan memberlakukan pajak impor tambahan sebesar 34 persen untuk seluruh barang impor dari Amerika Serikat (AS), termasuk kendaraan dalam merespon tarif resiprokal AS.
Diketahui, belakangan Presiden Trump mengeluarkan kebijakan tarif resiprokal terhadap 180 negara, termasuk China.
Sebagai respons, Tiongkok di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping langsung menerapkan tarif tambahan yang mencapai 34 persen khusus untuk produk AS.
Balasan Tarif Resiprokal Pengaruhi Harga Mobil Buatan AS
Memuat Carnewschina, kebijakan ini akan mulai berlaku per tanggal 10 April dan diperkirakan akan berdampak besar pada harga kendaraan sport buatan Amerika, seperti Chevrolet Corvette C8 dan Ford Mustang 5.0, yang akan mengalami kenaikan harga yang signifikan.
Misalnya saja, , tarif pajak komprehensif untuk Chevrolet Corvette C8 Z06 diperkirakan akan mencapai angka yang sangat tinggi, yakni sekitar 200 persen.
Melalui kenaikan tarif tersebut, harga mobil ini di China bisa melonjak menjadi lebih dari 220.000 USD (sekitar Rp 3,7 miliar), belum termasuk keuntungan dealer.
Sebelumnya, China sudah menaikkan tarif impor pada bulan Februari, di mana mobil-mobil buatan Amerika dengan mesin lebih dari 2,5 liter dikenakan tarif tambahan sebesar 10 persen.
BACA JUGA:
Tarif Resiprokal AS: Berat untuk Mobil Buatan China, Menguntungkan Inggris!
Kebijakan ini juga berdampak pada model-model mobil mewah buatan Jerman yang diproduksi di AS, seperti BMW X6, BMW X7, dan Mercedes-Benz GLS Class. Merek-merek tersebut sempat menjadi pilihan utama di pasar SUV mewah China.
Kemudian, Ford F-150 yang menjadi kendaraan truk pickup Amerika yang populer, juga akan terkena tarif tambahan ini. Truk ini diprediksi akan semakin sulit mendapatkan peminat di pasar China, karena sudah mengalami penurunan penjualan sejak tahun 2023.
Mobil Buatan Negeri Lebih Diminati
Selain karena kebijakan tarif, melainkan juga seiring banyaknya pesaing dari mobil mewah buatan dalam negeri China, seperti Yangwang U8 dari BYD dan Shanhai Pao dari GWM. Merek-merek ini semakin digemari oleh konsumen domestik yang lebih memilih kendaraan buatan lokal.
Pajak impor baru ini juga diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap bisnis dealer mobil impor, khususnya di Pelabuhan Tianjin, yang merupakan pusat perdagangan kendaraan mewah impor terbesar di China. Pada tahun 2019, volume kendaraan impor tahunan melalui Pelabuhan Tianjin mencapai 150.000 unit.
Namun, dengan semakin populernya merek-merek mewah domestik, penjualan kendaraan impor di wilayah ini turun drastis pada tahun 2023, hanya tercatat sekitar 39.300 unit.
Dengan adanya tarif baru ini, pasar mobil mewah impor di China diperkirakan akan menghadapi tantangan yang lebih besar.
Bagi dealer mobil impor, ini tentu menjadi pukulan berat yang semakin menekan mereka di tengah ketatnya persaingan dengan mobil-mobil buatan lokal yang terus berkembang.
(Saepul)